Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Panglima TNI Soal Peran Kiai dan Santri Memperjuangkan Kemerdekaan RI

Merekalah kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang berjuang memerdekakan bangsa ini.

zoom-in Cerita Panglima TNI Soal Peran Kiai dan Santri Memperjuangkan Kemerdekaan RI
Repro/KompasTV
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo membacakan sebuah puisi berjudul "Tapi Bukan Kami yang Punya" saat hadir menjadi pembicara dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/5/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rakyat dan para kiai serta ulama dinilai sebagai kalangan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Merekalah kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang berjuang memerdekakan bangsa ini.

"Jauh sebelum adanya Sumpah Pemuda, jauh sebelum bangsa ini merdeka, anak-anak bangsa ini dididik oleh para kiai. Para kiai dan santri itulah yang berjuang memerdekakan bangsa ini, bukan TNI! Karena saat itu TNI belum lahir. Marilah kita memahami sejarah bangsa, khususnya sejarah jauh sebelum bangsa ini merdeka," kata Panglima TNI dalam pernyataan persnya, Senin(12/6/2017) malam.

Gatot juga menuturkan tentang peran Jenderal Soedirman dalam masa kemerdekaan Indonesia.

"Tahukah saudara siapa Jenderal Soedirman? Beliau adalah santri. Beliau bekerja menjadi guru dan kemudian menjadi kepala sekolah. Maka tak heran kalau sebagian orang memanggil beliau Pak Dir, sebagian lainnya memanggil beliau Kiai. Kiai Soedirman," tuturnya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini bercerita bahwa salah seorang pengikut Jenderal Soedirman pernah menanyakan tentang jimat.

"Pak Kiai itu pakai jimat apa kok selalu lolos dari sergapan Belanda. Ketika diberondong peluru Pak Kiai juga selamat. Apa jimatnya Pak Kiai?' tanya pengikut beliau," kata Gatot.

BERITA REKOMENDASI

"Dijawab Jenderal Soedirman, 'Kamu mau tahu jimatku? Kamu tahu air kendi yang selalu aku bawa ini? Jimat pertamaku, aku selalu dalam keadaan suci. 24 jam setiap hari aku menjaga wudhu. Kalau batal aku langsung wudhu lagi. Jimat keduaku, aku menjaga salatku. Jimat ketigaku, aku berjuang hanya untuk negara dan bangsa ini tanpa pernah secuil pun memikirkan diriku pribadi," lanjut Gatot.

Jenderal Soedirman juga menurut Gatot adalah sosok yang tidak pernah mengeluh dan cepat marah.

"Jenderal Soedirman itu tidak pernah mengeluh. Jenderal Soedirman tidak pernah marah. Pemimpin pertama tentara Indonesia adalah seorang ulama, Kiai, Jenderal Soedirman," cerita Panglima TNI.

Panglima Gatot juga menyebut bahwa islam adalah agama yang damai sejak dahulu kala.

Bukti bahwa islam adalah agama damai kata Gatot tercermin saat aksi 212.


Ia pun mengaku heran ada aksi yang berjalan dengan damai padahal massa yang datang sangat banyak.

"Islam di Indonesia ini rahmatan lil 'alamin. Islamnya sangat damai. Seperti itulah Islam sejak dulu sampai hari ini. Ketika kemarin ada Aksi 212, saya tidak menduga bakal sedamai itu. Orang sebanyak itu ketika bubar bisa tertib dan tidak meninggalkan sampah. Saya kadang bertanya-tanya apakah mereka itu manusia,"ujar Panglima.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas