Setya Novanto Sebut Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia Berbeda Dengan Negara Eropa
Ketua DPR RI Setya Novanto secara resmi telah membuka seminar bertajuk 'Memotret Nasionalisme Baru Indonesia' yang digelar Kosgoro 1957.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Setya Novanto secara resmi telah membuka seminar bertajuk 'Memotret Nasionalisme Baru Indonesia' yang digelar Kosgoro 1957.
Ia menyampaikan seminar tersebut sengaja digelar bulan ramadan untuk meningkatkan keimanan kepada Tuhan dan nasionalisme terhadap tanah air.
"Seminar yang diselenggarakan pada bulan suci ramadan ini memiliki nilai strategis," kata Setya Novanto dalam acara di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (14/6/2017).
Ketua Umum partai Golkar itu pun mengatakan ada perbedaan antara pertumbuhan nasionalisme di Indonesia dengan yang terjadi di sejumlah negara Eropa.
"Nasionalisme Indonesia berbeda tumbuhnya dengan nasionalisme di Inggris, Spanyol, nasionalisme kita juga berbeda dengan nasionalisme yang tumbuh di Eropa Timur," jelasnya.
Menurutnya, sejarah perkembangan nasionalisme di Indonesia berfokus pada sikap politik.
"Nasionalisme di Indonesia tumbuh dari rangkaian sejarah yang bercirikan sama, yaitu sikap politik dari bangsa Indonesia," kata Novanto.
Novanto juga menilaisikap politik sangat berperan dalam perkembangan nasionalisme terhadap tanah air.
Meskipun Indonesia merupakan negara kepulauan yang tentunya memiliki beragam suku dan budaya.
"Walaupun perbedaan adat, suku dan budaya serta kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan," kata Novanto.
Seminar tersebut dihadiri Wakil Menteri Keuangan RI Mardiasmo, Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono, Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga.
Serta sejumlah tokoh penting lainnya, yakni perwakilan dari Northwestern University (USA) Jeffrey Winters, Pendiri Mayapada Dato Sri Tahir.
Perwakilan dari Universitas Indonesia Nazarudin Syamsuddin dan Chusnul Mariyah, serta Pengamat Ekonomi Ichsanudin Noorsy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.