Sosialisasikan Sekolah 5 Hari, Mendikbud Dapat Tepuk Tangan Meriah dari Guru-guru SMP Labschool
Kehadiran Mendikbud di sana untuk melakukan sosialisasi terkait kebijakan sekolah lima hari yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy hadir dalam lokakarya guru yang diselenggarakan SMP Labschool Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (6/7/2017) pagi.
Kehadiran Mendikbud di sana untuk melakukan sosialisasi terkait kebijakan sekolah lima hari yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.
Mendikbud menerangkan bahwa kebijakan sekolah lima hari itu tidak memiliki kaitan langsung dengan siswa.
Tetapi kebijakan itu dibuat untuk membantu guru memenuhi beban kerja 40 jam dalam seminggu.
"Sebenarnya kebijakan itu tak ada kaitan langsung dengan siswa karena tujuan utamanya membantu guru memenuhi beban tugas."
"Sebanyak 28 ribu guru tidak mendapat tunjangan karena tidak memenuhi beban tugas tersebut. Sehingga guru tidak perlu mencari beban tugas ke tempat lain sekaligus mengangkat derajat guru," jelasnya di depan ratusan guru SMP Labschool.
Muhadjir juga menjelaskan bahwa kebijakan sekolah lima hari merupakan upaya untuk menunjang Permendikbud Nomor 23 yang membuat sinkronisasi antara beban tugas pegawai negeri sipil dan hari libur.
Ia meminta pihak sekolah agar tidak menghalangi hak anak dan guru untuk merasakan libur berkualitas setiap minggunya.
"Saya minta sekolah jangan rampas hak anak untuk bertemu keluarga. Dengan dua hari libur setiap minggu juga membuat guru memiliki waktu libur lebih berkualitas bersama keluarga."
"Guru juga manusia biasa, butuh mengurus anak sendiri, jangan anak orang lain diurus terus. Kan bisa juga dibuat jalan-jalan ke Raja Ampat atau Danau Toba," tegasnya.
Pemaparan Muhadjir itu mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh guru SMP Labschool yang hadir dalam lokakarya tersebut.