Selain 360 Paku, Perakit Bom Panci Bandung Gunakan Bahan Peledak 'The Mother of Satan'
Serta satu kaleng berisi bahan peledak mematikan dengan sensitifitas tinggi, yakni triacetone triperoxide (TATP).
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menemukan sejumlah barang bukti terkait ledakan bom panci di Kampung Kubang Bereum RT 7 RW 11 Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/7/2017).
Dari kamar kontrakan Agus Wiguna, di antaranya satu kantong plastik berisi paku ukuran 7 centimeter sebanyak 360 buah.
Kemudian besi bulat atau shrapnel (benda kecil berbahan logam atau besi) sebanyak 100 buah.
Panci pressure cooker yang telah dimodifikasi, serpihan tupperware.
Serta satu kaleng berisi bahan peledak mematikan dengan sensitifitas tinggi, yakni triacetone triperoxide (TATP).
Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/7/2017).
"Ada satu kaleng serbuk TATP," ujar Setyo.
Menurut Setyo, dari kamar kontrakan Agus Wiguna juga ditemukan selembar kertas berisi tulisan berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS).
"Di kertas itu juga tertulis JAD tanggal 10 bulan 6 Tahun 2017," kata Setyo.
Dari pemeriksaan sementara, Agus Wiguna mengaku bisa membuat bom panci dari grup facebook dan kelompok JAD Bandung Raya.
"Intinya dia belajar dari Bahrun Naim juga," kata Setyo.
Agus Wiguna juga mengaku sedang menyiapkan sejumlah bom panci untuk serangan di tiga titik di Kota Bandung.
Di antaranya kafe Bali di Jalan Braga, rumah makan celengan di Astana Anyar, dan gereja di Buahbatu.
Rencananya, serangan bom panci ke Kafe Bali akan dilakukannya Jumat, 16 Juli 2017, malam hari.
Namun, bom panci buatan Agus Wiguna meledak lebih dulu sebelum mengeksekusi rencananya itu.
Dari temuan barang bukti, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bom panci oleh Agus Wiguna mirip dengan bom panci yang digunakan bomber Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada 24 Mei 2017 lalu.
Selain shrapnel berupa mur, gotri dan gunting kecil, Sukri dan Ichwan juga menggunakan serbuk TATP dalam bom panci racikannya.
Selain memiliki daya ledak tinggi, bahan peledak TATP mempunyai tingkat sensitivitas tinggi, yakni cukup dengan sedikit guncangan dan panas.
Karena itu, bahan peledak ini dijuluki "Ibunya Setan" atau "The Mother of Satan".
"Beda dengan TNT atau dinamit, yang harus diledakkan dengan detonator," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di RS Polri, Jakarta, 26 Mei 2017 lalu.
Bahan peledak TATP sendiri merupakan ciri khas atau signature kelompok ISIS yang sering digunakan dalam serangan bom di Irak dan Suriah, termasuk serangan di Paris beberapa waktu lalu.