Bertemu Jokowi, Said Aqil Sampaikan Penolakan Ulama Soal Kebijakan Sekolah Lima Hari
"Ini sudah menjadi budaya. Sudah menjadi tradisi di desa-desa dan jumlahnya madrasah NU 76 ribu yang bangun masyarakat, yang gaji guru masyarakat,"
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo.
Pertemuan berlangsung di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2017).
Usai pertemuan, Said Aqil mengungkapkan dirinya baru saja menyampaikan mengenai keluhan para ulama terkait terancamnya madrasah diniyah karena kebijakan sekolah 8 jam selama 5 hari atau full day school.
"Khusus mengenai penolakan para ulama Jawa Timur, Jabar, semua lah, semua menolak diberlakukannya sekolah lima hari karena akan menggusur Madrasah Diniyah yang afternoon yang ba'da dzuhur itu," ujar Said Aqil di kompleks Istana Kepresidenan.
Said mengatakan selama ini madrasah diniyah berperan menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter kepribadian anak.
Said Aqil menegaskan setiap anak kecil yang sekolah di madrasah sudah pasti memahami islam dengan benar.
"Karena hanya di madrasah diajari 20 sifat Allah," katanya.
Bebrbeda dengan di SD umum, hanya dua jam dalam satu minggu ada pelajaran agama.
"Enggak akan sampai ke situ. Paling-paling doanya mau makan, mau tidur, kalau di SD. Kalau di madrasah, 20 sifat Allah itu mau jadi apa besoknya akan ingat pasti," ucap Said.
Apa yang diajarkan di madrasah diniyah, dikatakan Said Aqil sebagai bentuk teologi pengenalan diri terhadap Allah sehingga manusia bisa menyapa Tuhan.
"Menyapa Tuhan itu bisa kalau kita tahu sifatnya," kata Said Aqil.
Dari sisi budaya, Said Aqil mengatakan sekolah madrasah telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat, khususnya di pedesaan.
Di akhir tahun penutupan pelajaran Madrasah, dikatakan Said Aqil ada yang namanya imtihan.
Sehingga setiap desa ramai dimana anak kecil tampil ada yang pidato hingga baca Quran yang membuat orangtuanya senang.
"Ini sudah menjadi budaya. Sudah menjadi tradisi di desa-desa dan jumlahnya madrasah NU 76 ribu yang bangun masyarakat, yang gaji guru masyarakat," katanya.