Mahasiswa Deklarasi Tolak Paham Radikalisme pada Jambore Nasional Garda NKRI
Pada kesempatan itu, ratusan mahasiswa yang hadir mendeklarasikan paham anti-radikalisme.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Jambore Nasional Garda NKRI resmi dibuka di Hotel Grand Mutiara Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2017).
Acara tersebut berlangsung meriah dihadiri 250 aktivis mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ketua Presidium Komite Aksi Mahasiswa untuk Demokrasi (Kamerad) Haris Pratama membuka acara tersebut ditandai pemukulan gong.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dari 22 Provinsi yang sudah hadiri di sini. Mari sadarkan saudara-saudara kita yang sudah lupa Pancasila. Ajak mereka untuk kembali memilih Pancasila dan bersama-sama melawan radikalisme yang mengancam Kebhinnekaan,” ungkap Haris.
Pada kesempatan itu, Hari mengapresiasi kerja keras pemerintah dalam menangani kelompok-kelompok radikal dan anti Pancasila yang ingin meronrong NKRI.
“Kita sebagai mahasiswa dan pemuda harus bisa menjadi duta di kampus dan wilayah masing-masing untuk menolak paham atau virus radikalisme. Tidak ada satupun tempat yang layak pada ideologi yang menolak Pancasila,” ujarnya.
Haris mendukung kebijakan pemerintah membubarkan HTI yang tidak mengakui Pancasila dan ingin mendirikan negara khilafah di bumi pertiwi ini.
“Tidak usah (dibentuk negara khilafah) sebab Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak sekali penduduknya yang beragama macam-macam,” ujarnya.
Menurut Haris, jika Indonesia menjadi negara yang didirikan hanya atas dasar satu golongan agama saja maka akan rentan menimbulkan perpecahan.
"Kami berharap para peserta Jambore nantinya bisa menjadi penggerak di daerahnya masing-masing untuk melawan radikalisme dan kelompok anti Pancasila," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ratusan mahasiswa yang hadir mendeklarasikan paham anti-radikalisme.
Deklarsi menolak segala bentuk paham radikalisme dan ormas anti Pancasila di semua perguruan tinggi di Indonesia.