Presidential Threshold Disindir Prabowo, Jokowi: Kenapa Baru Sekarang?
okowi mengaku heran mengapa baru sekarang keberatan akan presidential threshold atau ambang batas presiden sebesar 20 persen ramai.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Presiden Joko Widodo menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa presidential threshold 20 persen adalah lelucon politik.
Jokowi mengaku heran mengapa baru sekarang keberatan akan presidential threshold atau ambang batas presiden sebesar 20 persen ramai.
"Ya kan ini mempertanyakan presidential threshold 20 persen, kenapa dulu tidak ramai?" ujar Jokowi di PT. Astra Otoparts, Tbk di kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC), Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7/2017).
Jokowi mengatakan sudah dua kali penyelenggaraan pemilihan presiden tahun 2009 dan tahun 2014 dengan ambang batas presiden sebesar 20 persen tidak ramai-ramai dikeluhkan.
"Kita sudah mengalami dua kali presidential threshold 20 persen, 2009 dan 2014 kenapa dulu tidak ramai?" kata Jokowi.
Jokowi menegaskan penyederhanaan sistem pemilu sangat penting dalam rangka visi politik Indonesia ke depannya.
"Saya ingin berikan contoh, kalau 0 persen, kemudian satu partai mencalonkan kemudian menang, coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen, kita dulu yang 38 persen saja kan waduh," ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan jika ada yang menolak ambang batas presiden 20 persen, maka bisa mengajukannya ke Mahkamah Konstitusi untuk diuji materiiil.
Jokowi juga menyindir salah satu partai yang berbeda pandangan meski pada pemilu sebelumnya siap ikut sistem yang telah disusun dengan ambang batas presiden 20 persen.
"Dulu ingat, dulu meminta dan mengikuti, kok sekarang jadi berbeda?" kata Jokowi.