Pembangunan Berlangsung di Jawa dan Sumatera, Michael Wattimena: Indonesia Timur Juga
Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena berharap, pembangunan infrastruktur yang digencarkan oleh Presiden Joko Widodo terus ditingkatkan.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena berharap, pembangunan infrastruktur yang digencarkan oleh Presiden Joko Widodo terus ditingkatkan, sesuai dengan janji-janji kampanyenya pada 2014 lalu.
Pasalnya, masih ada daerah yang dijanjikan dibangun jalur kereta api, namun hingga saat ini belum ada langkah konkret dari pemerintah.
“Contohnya masyarakat Papua yang dijanjikan terkait dengan pembangunan kereta api, sampai saat ini belum ada langkah konkret pembangunannya,” kata Michael, usai mendengar Penyampaian Pidato Presiden RI mengenai RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2018 beserta Nota Keuangannya, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Tetapi, tambah politisi F-PD itu, apapun yang terjadi di usia bangsa Indonesia ke-72 ini, ia tetap memberikan apresiasi pada kinerja Presiden Jokowi.
Pembangunan di Jawa dan Sumatera yang sedang berlangsung telah berdampak sebanyak 70 persen di Pulau Jawa dan 20 persen di Sumatera. Sementara sisanya baru di Indonesia Timur. Untuk itu, ia berharap pembangunan difokuskan di Maluku, Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
“Kalau bisa, ini disempurnakan dengan pembangunan yang nyata supaya faedah dan manfaatnya itu betul-betul dirasakan masyarakat. Bukan hanya di Jawa atau Sumatera, tapi di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Khususnya di Maluku, Papua, Papua Barat, NTT dan Indonesia Timur lainnya,” harapnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo memaparkan, pada periode 2015-2016, pemerintah telah berhasil membangun jalan dan meningkatkan kapasitas jalan lebih kurang sepanjang 7 ribu kilometer, penyelesaian pembangunan empat bandara baru, serta pembangunan jalur kereta sepanjang 199,6 kilometer, yang diharapkan akan membuka akses ekonomi yang lebih luas.
“Selain itu, pemerintah juga fokus dalam penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui pembangunan dan peningkatan kualitas Rumah Susun, Rumah Khusus, dan Rumah Swadaya sebanyak 210,5 ribu unit,” jelas Presiden Joko Widodo.