Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bank Sampah: Sumber Ekonomi Baru yang bisa Dilirik Masyarakat

Bank sampah memiliki potensi ekonomi besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Editor: Content Writer
zoom-in Bank Sampah: Sumber Ekonomi Baru yang bisa Dilirik Masyarakat
dok. Kementerian Koperasi dan UKM
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram memberikan sambutan pada pembukaan acara Workshop Pengembangan Kemitraan KUMKM Bank Sampah Dalam Rangka Penguatan Usaha di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu (30/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank sampah memiliki potensi ekonomi besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kelembagaan unit-unit bank sampah perlu didorong dan diperkuat dengan melakukan sinergi yang saling menguntungkan dan mengelompokkannya menjadi badan hukum koperasi.

Sehingga secara lebih mudah dapat mengakses ke sumber-sumber produktif, seperti pemasaran, pembiayaan, teknologi, dan lainnya, dalam rangka mengembangkan usahanya.

Hal itu dikatakan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram saat membuka acara workshop Pengembangan Kemitraan KUMKM Bank Sampah Dalam Rangka Penguatan Usaha, di Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Di depan 120 orang peserta workshop, Agus menyebutkan, untuk mengembangkan UMKM bank sampah perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif dari hulu hingga hilir, seperti meningkatkan capacity building pengelola bank sampah, melakukan kemitraan dengan instansi terkait, perluasan pemasaran, pembiayaan, serta pendampingan.

"Tujuannya, meningkatkan efektifitas pengelolaannya dan pengembangan produk derivatifnya," ujar Agus.

Untuk itu, lanjut Agus, Kemenkop dan UKM memiliki beberapa program yang dapat memperkuat unit-unit bank sampah, seperti izin usaha mikro dan kecil (IUMK) secara gratis.

"Diharapkan melalui IUMK ini lebih memudahkan akses unit-unit bank sampah ke sumber pembiayaan seperti yang sudah dilakukan di Makassar kepada lima unit bank sampah oleh Bank BRI," kata Agus.

Berita Rekomendasi

Program lainnya yaitu pendampingan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi.

"Juga, memfasilitasi sinergi pengelola bank sampah ke mitra strategis, baik di hulu maupun hilirasi seperti dalam pemasaran produk, pengembangan produk dan lainnya," jelas Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM Abdul Kadir Damanik mengakui, keberadaan unit-unit bank sampah di masyarakat sudah berkembang. Namun, kelembagaan bank sampah yang ada belum berjalan dengan optimal.

"Untuk itu, perlu dilakukan perkuatan terhadap kelembagaan bank sampah agar dapat berkembang dengan efektif dan efisien," kata Abdul Kadir.

Salah satu pembicara workshop, Rahmat Hidayat dari Koperasi BSM (Bank Sampah Malang) Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan, sampah bisa memiliki nilai ekonomis bila dipilah-pilah sesuai jenisnya.

"Bahkan, harga sampah setelah dipilah yang ada di BSM saat ini menjadi acuan harga bagi para pelapak atau pengumpul sampah di Kota Malang," aku Rahmat.

Sedangkan untuk daur ulang menjadi produk, lanjut Rahmat, harus bisa menjadi produk yang menarik dan diminati pasar. Artinya, bank sampah bila akan mendaur ulang sampah menjadi produk, harus mengikuti keinginan pasar.

"Dengan kita mengenal pasar, kita pun bisa memilah bahan baku sampahnya. Karena, masing-masing jenis itu punya pasar sendiri-sendiri. Misalnya, sampah plastik itu banyak jenisnya. Kita tetapkan dulu sampah plastik jenis apa yang dibeli bank sampah. Dari sumber bahan bakunya, kita sudah petakan jenis dan manfaatnya," papar Rahmat.

Rahmat menyarankan, agar bank sampah memiliki produk berharga mahal, maka harus melakukan spesialisasi.

"Misalnya, bank sampah khusus menerima bahan baku sampah dari kertas. Jadi, hanya menerima kertas saja bukan yang lainnya. Begitu juga dengan plastik, karena plastik juga banyak jenisnya. Makin mahal lagi misalnya lebih spesifik lagi dengan plastik warna tertentu," tutup Rahmat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas