Kisah Mensesneg Kerap Dibuat Berdebar Presiden Jokowi
"Paspampres sudah mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Presiden berbahaya. Tapi saya bilang ke Paspampres, tugas kalian mengamankan,"
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi pembantu Presiden Joko Widodo tak jarang membuat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengalami 'stress'.
Bukan tanpa alasan dirinya mengalami stress terutama saat awal dirinya menjadi pembantu orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta selalu berusaha dekat dengan rakyat.
Baca: Umat Buddha di Jawa Barat Ikut Aksi Peduli Rohingya
Rakyat pun antusias menyambut kehangatan Jokowi dalam berbagai kesempatan dimana diekspresikan dengan sekedar jabat tangan hingga mengajak foto bersama.
Kegiatan pertama Presiden Jokowi yang membuat Pratikno berdebar-debar adalah saat mengunjungi kawasan terdampak letusan Gunung Sinabung.
Baca: Mensesneg: Presiden Ingin Aksi Nyata Buat Rohingya, Bukan Sekedar Mengecam
Kala itu, Presiden Jokowi bersikeras untuk melihat daerah yang terkena dampak parah akibat letusan Gunung Sinabung.
"Pada saat Presiden ke sinabung saya stress. Presiden melihat daerah terlarang yang padahal tidak boleh dilintasi," kata Pratikno dalam acara 'Pendidikan dan Latihan Komunikator Politik Partai Golkar' di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Tak hanya sampai di situ, saat Presiden Jokowi mendatangi provinsi Papua dan mengecek pembangunan infrastuktur di sana juga membuat Pratikno berdebar-debar.
Saat itu Presiden mengendarai sepeda motor untuk melihat secara langsung jalanan yang sedang dibangun.
Baca: Jokowi Mendadak Sambangi Rumah Protokol Istana Bogor Hanya Untuk Beri Kabar Ini
"Padahal Paspampres sudah mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Presiden berbahaya. Tapi saya bilang ke Paspampres, tugas kalian mengamankan, bukan melarang," ujarnya.
Hal yang tak kalah membuat Pratikno khawatir adalah saat Presiden Jokowi memutuskan menemui pengunjuk rasa 212.
Padahal saat itu seluruh pengamanan tidak memberikan lampu hijau kepada Presiden untuk keluar Istana menemui para pendemo.
"Saat itu gerimis dan Presiden pun akhirnya menemui pendemo," ucapnya.