Eks Sekjen Kemendagri Ungkap Kejanggalan, Irman Sering Berkantor di Ruangan Gamawan Fauzi
Padahal, kantor Irman sebenarnya berada Ditjen Dukcapil yang berada di daerah Kalibata, Jakarta Selatan.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri 2007-2014 Diah Anggraini mengungkapkan perilaku janggal dari Irman saat menjabat sebagai Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.
Saat proses pengadaan KTP elektronik yang dimulai anggaran tahun 2011, Diah mengatakan Irman sangat sering berkantor di Kementerian Dalam Negeri yang beralamat di Jalan Merdeka Utara.
Padahal, kantor Irman sebenarnya berada Ditjen Dukcapil yang berada di daerah Kalibata, Jakarta Selatan.
Kata Diah, Irman bahkan kadang berkantor di ruang tata usaha dari Gamawan Fauzi saat menjabat menteri dalam negeri 2009-2014.
"Kalau masaah e-KTP ini saya lihat sangat tertutup. Jadi Pak Irman kadang-kadang langsung dengan Pak Menteri. Malah justru ini mohon maaf sedikit ngelantur tapi ini harus kami sampaikan, Pak Irman ini kantornya di Kalibata. Tapi hampir sehari-hari berkantor di Merdeka Utara," kata Diah saat bersaksi untuk terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Baca: Eks Sekjen Kemendagri Menangis karena Diperalat Irman Untuk Bertemu Setya Novanto
Karena tidak memiliki ruangan di Medan Merdeka Utara, Irman kadang menggungkan ruangan yang berbeda-beda.
Selain di ruangan tata usaha menteri, Irman juga kadang 'menongkrong' di ruang tunggu menteri.
"Kadang-kadang di ruang tunggu kami di atas. Ini saya kira ajudannya tahu itu. Kalau ajudan mengatakan tidak, ya berbohong,"ujar Diah.
Pada kesempatan tersebut, Diah membantah telah memberikan 'rekomendasi' terhadap Andi Agustinus saat pembahasan penganggaran e-KTP. Diah mengaku telah didzalimi dan difitnah terkait keterangan tersebut.
Diah mengatakan tidak mungkin dia memberikan rekomendasi karena itu bukan kewenangannya sebagai sekretaris jenderal. Kalaupun merekomendasi, kata dia, mestinya menteri lah yang rekomendasi karena menteri sebagai pengguna anggaran.
Baca: Uang Suap untuk Modal Petahana, KPK: Itu Gejala Umum Di Mana-mana Begitu
"ini penjelasan kalau enggak salah dari Pak Irman. Ini lah saya sekarang merasakan Pak Irman ini selalu menyeret-nyeret saya selalu dengan kegiatan saya. Ini feeling saya mengatakan Pak Irman akan menyelamatkan orang tapi dengan mengorbankan saya," ujar Diah.
Namun, Diah mengatakan tidak tahu siapa yang hendak diselamatkan Irman.