Deputi Pencegahan KPK Berikan Empat Menu Generik ke Pengurus PPP
Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan berkunjung ke kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jalan Teb
Penulis: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan berkunjung ke kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jalan Tebet Barat IX, Jakarta Selatan, Jumat (15/9/2017).
Dalam pertemuan itu perwakilan KPK diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani.
Baca: Amien Rais: Rezim Jokowi Ini Sepertinya Terlambat dan Cuma Sedikit Perhatiannya
Arsul menjelaskan, PPP mendapatkan masukan tekait empat hal, pertama tata kelola pengkaderan, tata kelola rekruitmen jabatan publik misalnya untuk kepala daerah dan calon anggota legislatif dan juga tata keliola keuangan yang akuntabel dan transparan.
"Kami terima kasih DPP PPP mulai melangkah, hanya memang kami punya pengalaman terbatas, untuk itu masukan yang didapat untuk melengkapi, dan menyempurnakan bidang organisasi dan keanggotaan," kata Arsul.
Sementara itu Pahala Nainggolan mengatakan, KPK menawarkan kerjasama penguatan partai politik supaya bisa menjadi lebih sehat dan berintegritas.
"KPK siap bantu di lapangan, ikut serta mendesign kurikulum pengkaderan. Karena kami melihat banyak kader PPP yang menduduki jabatan publik," kata Pahala.
Baca: Kisah Ari yang Terbang ke 3 Negara Ini Berkat Program Beasiswa
Menurutnya, PPP sudah melakukan sejumlah hal yang baik.
"Kita lihat sistem keanggotaan sudah berjalan, jadi anggota ada daftarnya, monitoring kegiatan wilayah dan sistem keuangan ada instrumennya, jadi itu dua hal dasar yang baik. Selain itu mahkamah partai juga berjalan," kata Pahala.
Pahala menambahkan dalam dialog tertutup selama sekitar dua jam dengan pengurus DPP PPP, pihaknya menawarkan empat hal yang sudah dijelaskan Arsul.
"KPK datang menawarkan empat menu generik, kita lihat apa yang partai punya dan juga belum. Itu kami harapkan bisa menjadi modal baik," kata Pahala.
Dalam pertemuan tersebut hadir juga peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris.(*)