Pemerintah Minta Masyarakat Ikhlaskan Lahannya Digunakan Untuk Tol Manado-Bitung
"Kami berharap masyarakat pemilik tanah bisa mengikhlaskan tanahnya untuk digunakan bagi kepentingan umum dalam pembangunan jalan Tol ini."
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu penyelesaian pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung (39 km) di Provinsi Sulawesi Utara.
Pembangunan jalan tol yang merupakan satu Proyek Strategis Nasional ini merupakan upaya Pemerintah meningkatkan konektivitas agar terjadi pemerataan dan keadilan pembangunan.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Riel Mantik mengakui ada kendala di pembebasan lahan proyek tol Manado-Bitung.
Baca: Politikus PKS: Publik Tunggu Sikap Tegas Presiden Jokowi Tolak Pelemahan KPK
Karena itu, Riel meminta keikhlasan warga untuk memberikan tanahnya dan diganti sesuai nilai yang wajar dari pemerintah.
"Kami berharap masyarakat pemilik tanah bisa mengikhlaskan tanahnya untuk digunakan bagi kepentingan umum dalam pembangunan jalan Tol ini. Tentunya akan mendapat ganti rugi wajar berdasarkan penilaian tim penilai independen," ujar Riel, Selasa (19/9/2017).
Baca: 74 Ton Bantuan Indonesia Tiba Di Bangladesh
Pembangunan tol dilakukan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dimana dari 39 km dibagi menjadi 2 seksi yakni Seksi I Road Manado-Sukur-Airmadidi (14 km) dikerjakan oleh Kementerian PUPR dan Seksi 2 Airmadidi-Bitung (25 km) dikerjakan BUJT yakni PT Jasa Marga Manado Bitung.
Pembebasan lahan masih terus diupayakan dengan melakukan sosialisasi kepada pemilik lahan yang akan dibebaskan.
Lahan yang sudah bebas pada Seksi 1 yakni sebesar 65,39 persen sementara pada Seksi 2 sebesar 43,67 persen.
Baca: Fadli Zon: Indonesia Perlu Tarik Duta Besar Di Myanmar
Pendanaan pembangunan Seksi I terbagi menjadi Segmen 1 Maumbi-Suwan (KM 0-KM 7) didanai APBN dan pinjaman dari Pemerintah China dengan nilai Rp 1,24 triliun.
Konstruksinya dilakukan oleh Sino Road and Bridge Group dengan progres konstruksi sebesar 8,43 persen.
Sementara untuk pendanaan Segmen 2 Sukur-Tumaluntung (KM 7-KM 14) dibiayai oleh APBN MYC 2017.
Sedangkan konstruksinya dibagi menjadi 5 bagian dan pengerjaannya oleh 5 kontraktor yakni PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya, Hutama-Waskita KSO dan Nindya-BK, KSO dengan progres konstruksi sebesar 21,03 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.