Kisah Anton Apriyantono yang Tetap Mendaki Gunung Walau Sudah Pasang Lima Ring di Jantung
Anton mengaku mencintai olahraga petualangan mendaki gunung ini sejak mengenyam pendidikan di bangku sekolah
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anton Apriyantono, mantan Menteri Pertanian periode 2004-2009 yang kini mengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB) telah berusia 58 tahun.
Tapi bagi Anton umur hanyalah sebuah angka, karena setelah selesai menjalankan tugas sebagai menteri kini ia kembali keranjingan hobi lamanya.
"Setelah selesai jadi menteri saya kembali naik gunung mulai tahun 2013. Tahun lalu saya sudah naik tujuh gunung, tahun ini juga sudah tujuh gunung mulai dari Gunung Lawu, Gunung Merbabu, dan lain sebagainya. Itu semua termasuk persiapan ekspedisi "Seven Summits Indonesia in 100 Days" yang akan dimulai besok tanggal 10 Oktober 2017," ujarnya saat ditemui dalam jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/10/2017).
Anton bersama dua pemuda dari Universitas Negeri Jakarta, Mila Ayu Hariyanti (28) dan Tri Hardiyanto (27) akan melakukan pendakian selama 100 hari di tujuh gunung tertinggi yang ada di Indonesia.
Dimulai dari Gunung Bukit Raya (2.278 mdpl) di Kalimantan, Gunung Binaiya (3.027 mdpl) di Kepulauan Maluku, Puncak Carstenz (4.884 mdpl) di Pegunungan Jayawijaya Papua, Gunung Latimojong (3.478 mdpl) di Sulawesi, Gunung Kerinci (3.805 mdpl) di Sumatera, dan Gunung Semeru (3.676 mdpl) di Jawa serta Gunung Rinjani (3.726 mdpl) di Pulau Lombok.
Anton mengaku mencintai olahraga petualangan mendaki gunung ini sejak mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Anton mengaku memiliki beberapa kendala dalam mempersiapkan diri jelang ekspedisi tersebut yang sudah dilakukan sejak Februari 2017.
"Kalau kendala pasti ada, apalagi saya sudah pasang lima ring di jantung. Apalagi kalau latihan menanjak saya pasti tidak bisa secepat lainnya. Tapi alhamdulillah tidak ada masalah, buktinya saya sudah mendaki beberapa gunung seperti Gunung Lawu, Gunung Merbabu dua kali, Gunung Semeru, Gunung Rinjani, dan Pegunungan Alpen di Swiss serta Prancis," ujarnya.
Baca: Banyak Kepala Daerah Terjaring OTT, Zulkifli Sarankan Pembenahan Sistem Pilkada
Pria kelahiran Serang 5 Oktober 1959 ini mengaku memiliki beberapa pengalaman berkesan saat mendaki gunung.
"Gunung paling berkesan adalah Rinjani di Pulau Lombok karena pemandangannya sangat indah. Lalu ada Semeru yang jalur menuju puncaknya sangat menanjak."
"Dan saya ketemu istri juga di gunung, waktu itu di Cibodas, lereng Gunung Gede-Pangrango," katanya.
Pakar kimia pangan ini juga mengaku ada sedikit kekhawatiran yang dirasakan keluarganya saat ia akan melaksanakan ekspedisi tersebut.
"Keluarga sedikit khawatir tapi akhirnya mengizinkan juga. Apalagi saya juga sudah mendapat izin dari dokter untuk berangkat," ujarnya.