''Kalau Rakyatnya Masih Bodoh, Ya Enggak Apa-apa Mendapat Pemimpin Bodoh''
Saya sudah hopeless dengan sistem ini. Mau dapat pemimpin cerdas, berkompeten, semua itu batal dengan dipilih rakyat.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Ryaas Rasyid mengatakan, sejak dulu dirinya pesimistis sistem pemilihan umum langsung dapat menghasilkan sosok pemimpin ideal.
Pasalnya, kata Ryaas, rakyat tidak memiliki kapasitas untuk menilai sebuah program yang disuguhkan dan integritas kandidat yang maju.
"Maka kalau rakyatnya masih bodoh, ya enggak apa-apa mendapat pemimpin bodoh. Jangan harap mendapat pemimpin yang cerdas, kalau yang memilih saja bodoh. Jadi, terima saja nasib," kata Ryaas dalam diskusi bertema 'Partisipasi Perempuan dalam Mendukung Agenda Demokrasi Pemilu Serentak Tahun 2019', di Jakarta, Senin (16/10/2017).
Menurut Ryaas, dengan kondisi rakyat Indonesia yang seperti saat ini, lebih baik pemilihan umum dikembalikan ke sistem tidak langsung, yaitu dipilih oleh MPR.
"Saya sudah hopeless dengan sistem ini. Mau dapat pemimpin cerdas, berkompeten, semua itu batal dengan dipilih rakyat. Karena rakyat tidak bisa menilai itu," ucapnya.
Dia mencontohkan konkretnya, seringkali dalam sebuah kampanye terbuka, hanya sedikit rakyat yang benar-benar menyimak visi-misi ataupun program kandidat yang maju.
Baca: Prabowo Ingatkan Anies-Sandi Harus Perhatikan Kepentingan Pengusaha
"Sisanya sudah kepanasan, hanya menunggu door prize atau penyanyi dangdut, tidak mungkin bisa menilai program," kata dia lagi.
Dari sini, kata dia, penting sekali untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, secara khusus Ryaas berpesan kepada audiens perempuan untuk mencerdaskan anggota keluarga dan komunitasnya.(Estu Suryowati)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ryaas Rasyid: Jangan Harap Dapat Pemimpin Cerdas, kalau yang Memilih Bodoh
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.