Kementerian Pariwisata Sikapi Santai Travel Advisory ke Bali Dari Berbagai Negara
Setelah Gunung Agung berstatus awas, beberapa negara mulai mengeluarkan imbauan perjalanan (Travel Advisory) ke Bali.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah Gunung Agung berstatus awas, beberapa negara mulai mengeluarkan imbauan perjalanan (Travel Advisory) ke Bali.
Kementerian Pariwisata tidak ambil pusing dengan beberapa negara yang mengeluarkan Travel Advisory.
Hal yang diperlukan pemerintah adalah memberikan penjelasan terkait dampak Gunung Agung jika terjadi erupsi.
Baca: Turis di Bali Tetap Aman Meskipun Terjadi Erupsi Gunung Agung
"Tidak ada yang melarang ke Bali, hati-hati jangan masuk ke daerah rawan bencana, daerah rawan bencana 9-12 km. Karena itu jangan terlalu panik menghadapi travel advisory hal itu," ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana, di kantornya, Jakarta, Senin (16/10/2017).
Pitana menyebut Tiongkok pernah membuat pernyataan untuk tidak ke Bali.
Baca: Sikap Tak Biasa Choirul Huda Terhadap Istri dan Keluarga Sebelum Meninggal
Alasannya ada pengungsian di pulau Dewata.
Kementerian Pariwisata pada saat itu menjawab ketakutan yang dialami pemerintah Tiongkok.
Penjelasannya terkait pengungsian turis dalam rangka penanganan jika terjadi bencana.
Baca: Keikhlasan Seorang Penjaga Makam di Bogor Antarkan Dirinya 2 Kali ke Tanah Suci
"Kami klarifikasi. Kami ungsikan warga di 9 sampai 12 km dari Gunung Agung. Pengungsian ini dalam rangka mitigasi," jelas Pitana.
Pitana menambahkan sejak 2001 sampai hari itu Australia tidak pernah mencabut travel advisory.
Hal yang terjadi tingkat imbauannya hanya menurun hampir setiap tahunnya.
"Kenapa mereka tidak mencabut travel advisory? Karena kalau terjadi sesuatu pemerintah (Australia) dihabiskan oleh rakyatnya," kata Pitana.