TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) mengharapkan adanya visi pertanian yang terintegrasi.

“Hari ini kita lihat di media massa, ada satu insitusi membuat berita tentang petani dan pertanian. Mungkin besok akan ada institusi yang tidak ada hubungannya dengan pertanian membuat berita dengan obyek petani pula," ungkap Ketua PISPI Sunarso, Rabu (25/10/2017).

Sunarso menegaskan visi pertanian menjadi tidak lagi integratif terlebih visioner. Pasalnya jika sepotong-sepotong Sunarso menilai petani terus berjalan sendiri sendiri.

Baca: Dituntut 6 Bulan Penjara, Pihak Axel Matthew Thomas Ajukan Pledoi

"Misalnya infrastruktur, keuangan, semua berjalan masing-masing, dan itu merupakan fakta negatif yang kita alami saat ini, " kata Sunarso.

PISPI selama ini telah mengusulkan agar reforma agraria dilaksanakan sebagai konsep dasar pembangunan pertanian yang visioner dan terintegrasi. Sunarso menekankan bahwa strategi reforma agraria dibagi menjadi dua, yakni di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa.

Baca: Danamon Entrepreneur Awards 2017 Umumkan 10 Finalis dari Pelaku UKM dan Fintech

"Jika di Jawa reforma agraria dilaksanakan dalam bentuk konsolidasi pengelolaan yang disebut corporate farming dengan subyek utama adalah petani, " kata Sunarso

Untuk melaksanakan corporate farming, syaratnya adalah petani harus memiliki tanah, karena dengan hal itu petani akan mudah melakukan kegiatan usaha tani dan menentukan pertanaman yang akan dibudidayakan. Petani juga akan mudah mengakses permodalan. “