3 Tahun Pemerintah Jokowi: Infrastruktur Indonesia Kian Berbenah
Pembangunan infrastruktur transportasi merupakan terobosan untuk mendorong perekonomian bangsa dan perwujudan Nawa Cita.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Transportasi umum massal seperti Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Bus Rapid Transit (BRT) pembangunnya terus digenjot. Pembangunan MRT Jakarta sudah berjalan 80 persen, sedangkan LRT Jakarta sudah berjalan 20 persen.
Masyarakat Jakarta dapat menikmati pelayanan kedua transportasi umum massal ini pada 2019. Kota Palembang juga membangun LRT untuk mendukung perhelatan olahraga internasional ASIAN GAMES 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.
Pembangunannya sudah berjalan 67 persen dan siap dioperasikan pada 2018 dan pengadaan BRT sebanyak 1.383 unit. Sejak tahun 2015-2017 jumlah kota yang sudah terlayani jasa BRT meningkat dari 18 kota menjadi 34 kota. Jumlah pengguna transportasi umum meningkat dari 4 persen di tahun 2015 menjadi 8 persen pada 2017.
Selain itu telah pula diluncurkan bus Jabodetabek Residence Connexion (JR) sebanyak 38 unit, yang melayani masyarakat yang tinggal di permukiman Bodetabek menuju ke pusat-pusat kegiatan perdagangan dan perekonomian sekitarnya.
Adapula Jabodetabek Airport Connexion (JA) yang disediakan untuk melayani kebutuhan masyarakat dari dan ke bandara Soekarno-Hatta.
Perhatian Kemenhub tak hanya tertuju pada pembangunan infrastruktur transportasi di daerah perkotaan saja, tetapi secara menyeluruh mulai dari sektor darat, laut, udara, dan perkeretaapian di Indonesia.
Pembangunan infrastruktur transportasi berguna untuk mendorong pemerataan perekonomian dan kesejahteraan yang berkeadilan, serta membuka kesempatan ekonomi, memudahkan mobilitas masyarakat, dan membangun konektivitas nasional.
Kemenhub menetapkan bandara Kertajati yang berada di Majalengka ini sebagai bandara haji sehingga beban fungsi Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim akan terbagi ke bandara tersebut.
Ini tentunya akan mengurangi kepadatan penumpang dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi bandara-bandara tersebut. Begitu juga dengan pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang yang dapat berbagi beban fungsi dengan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
“Bandara Kertajati sudah kita tetapkan sebagai bandara haji. Kita akan selesaikan tahun depan. Kalau Kertajati menjadi bandara haji berarti fungsi-fungsi Halim dan Soetta tidak akan berat karena fungsinya terbagi-bagi,” kata Menhub.
“Dengan dibangunnya Kertajati dan (pelabuhan) Patimban, maka Jawa Barat bagian timur yang selama ini kurang mendapatkan fasilitas yang memadai bisa bertambah baik dan juga angkutan-angkutan yang tadinya ke Priok itu akan berpindah ke Kertajati dan Patimban. Dan tentunya juga memberikan fungsi ekonomi yang baik sebagai contoh, Silangit,” lanjutnya.
Awalnya Bandara Silangit adalah bandara perintis, tapi kini telah berubah menjadi bandara internasional. Bandara yang terletak di Tapanuli Utara ini akan menerima penerbangan internasional pertama pada 28 Oktober 2017. Maskapai Garuda Indonesia akan membuka jadwal rute penerbangan internasional Singapura-Silangit sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Sementara itu, maskapai Sriwijaya, Wings Air, Garuda Indonesia, dan Susi Air akan melayani rute penerbangan domestik. Maskapai Citilink pun akan ikut meramaikan jadwal penerbangan domestik di bandara tersebut.
“Konektivitas internasional dari bandara-bandara utama. Kita punya Kualanamu, Manado, Bali, dan Jakarta. Kita intensif untuk ke beberapa negara seperti China. Dengan China sudah banyak komunikasi, tapi mungkin di Asia Barat seperti Pakistan, India, Iran kita akan melakukan kerja sama bilateral karena konektivitas itu berbanding lurus dengan kemungkinan meningkatkan turis dan perdagangan,” ungkap Menhub.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.