Buka ASEAN Youth Interfaith Camp 2017, Wamenlu Cerita Pengalamannya Jadi Santri
A.M Fachir telah membuka acara ASEAN Youth Interfaith Camp” (AYIC) 2017 di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu), Jombang.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri A.M Fachir telah membuka acara ASEAN Youth Interfaith Camp” (AYIC) 2017 di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu), Jombang, Indonesia, Sabtu (28/10/2017).
Baca: Ahli Waris Korban Tewas karena Ledakan Pabrik Petasan Terima Santunan BPJS Rp 180 Juta
Dalam pidatonya, Fachir bercerita bagaimana pengalamannya yang pernah menjadi seorang santri.
“Sebagai santri, saya ingat betul bagaimana Pesantren mengajarkan saya menjadi seorang moderat, tentang toleransi, dan bagaimana menjalani hidup yang seimbang. Bekerja keras untuk dunia tapi ingat juga untuk beramal untuk akhirat. Itulah kunci untuk mencapai ketentraman, resep untuk hidup tenang,” ujar Fachir sesuai keterangan Kementerian Luar Negeri yang diterima, Senin (30/10/2017).
Kepada pemuda, Fachit menyampaikan pentingnya peranan pemuda dalam menjaga perdamaian dunia khususnya kawasan ASEAN.
“Hanya melalui dialog-lah kita bisa saling mengerti. Dengan semangat inilah, Indonesia telah berinisiatif untuk memajukan dialog lintas-agama sebagai cirri khas diplomasi. Untuk itulah, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mendorong Anda sekalian menjadi duta perdamaian dan toleransi,” kata Fachir.
Diketahui, kegiatan AYIC 2017 adalah satu dari rangkaian kegiatan peringatan 50 (lima puluh) tahun Association of South East Asian Nations (ASEAN).AYIC 2017 adalah kegiatan pemuda ASEAN pertama yang diadakan di pesantren.
AYIC 2017 merupakan kerjasama Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri dengan Pusat Studi ASEAN Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang.
Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan lembaga/institusi pendidikan di seluruh Indonesia untuk menyebarluaskan informasi/kegiatan ASEAN melalui pembentukan pusat studi ASEAN (PSA). Saat ini, telah terdapat 46 (empat puluh enam) pusat studi ASEAN di seluruh Indonesia.
Kegiatan AYIC 2017 mengusung tema “Tolerance in Diversity for ASEAN and World Harmony.
Menurut Fachir, Tema AYIC 2017 berkaitan erat dengan semboyan Indonesia “Bhinekka Tunggal Ika” yang berhasil membingkai keberagaman di Indonesia menuju persatuan.
Untuk itu, dialog antar agama berperan penting dalam menghadapi salah satu tantangan dunia yang terus berkembang seperti ancaman radikalisme dan terorisme.
AYIC 2017 bertujuan untuk mencegah intoleransi dan radikalisme; menyediakan akses informasi yang terkait dengan perbedaan praktik agama dan toleransi di ASEAN kepada para pemuda; dan memperkenalkan toleransi dalam keberagaman di Indonesia.
ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2017 berlangsung tanggal 28-30 Oktober 2017 dan diikuti oleh diikuti oleh 150 pemuda dari 21 negara meliputi: Indonesia, Kamboja, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Filipina, Viet Nam, Thailand, Singapura, Jepang, Pakistan, Madagaskar, Lithuania, Maroko, Mesir, Hongaria, Amerika Serikat, Tanzania, Korea Selatan, Libya, Belanda, dan Inggris.