Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Pakai Jurus Kutu Loncat
Para pelaku juga kerap kabur ke arah pemukiman setelah melakukan penyerangan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kerap melakukan penembakan terhadap aparat di Papua, bukanlah perkara mudah menurut Pangdam Cendrawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit.
Antara lain karena wilayah di lokasi-lokasi penyerangan adalah wilayah berbukit, dan terletak di dataran tinggi.
"Tidak seperti medan-medan di sini, di sana kan daerah ketinggian, daerah yang dingin. Sehingga pasukan kita kan harus dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk bergerak masuk hutan," ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Selain itu, pelaku juga menggunakan strategi yang membuat aparat kesulitan melakukan pengejaran.
Mereka umumnya melakukan serangan secara mendadak, lalu kabur ke arah hutan sebelum terjadi aksi balasan dari aparat.
Para pelaku juga kerap kabur ke arah pemukiman setelah melakukan penyerangan, dan bersembunyi dengan cara membaur dengan masyarakat.
Baca: Amien Rais Desak PAN Keluar dari Koalisi Pemerintah
"Kita kejar ke sini, lari ke sebelah, itu persoalannya. Istilah kita dia gunakan taktik kutu loncat," ujarnya.
"Kita-kira seperti itu, karena dia membaur dengan masyarakat, itu sulitnya. Kalau kita mau menyerang takutnya kita salah tembak, kena (pelanggaran) HAM lagi nanti, sehingga kita harus betul-betul bisa memisahkan antara kelompok bersenjata dengan masyarakat," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada hari Minggu lalu, pos Brimob Polri yang berada antara mill 66 dan mill 67 Tembagapura, ditembaki KKB.
Atas insiden tersebut, tidak ada anggota Polri yang terluka, namun demikian satu unit kendaraan operasional Polri rusak akibat timah panas.
Seminggu sebelum kejadian penembakan itu, kelompok kriminal bersenjata sempat menyerang rombongan brimob di perbukitan di kawasan Tembagapura.
Atas insiden itu, seorang anggota Batalyon B Pelopor Brimob Papua, Briptu Berry Pramana Putra, tewas.
Saat ini menurut George Elnadus Supit yang bertanggungjawab untuk menangani permasalahan yang ditimbulkan KKB adalah Kepolisian.
Sementara TNI posisinya adalah membantu Polri dalam operasi-operasi untuk menumpas kelompok tersebut.
"Ya kita aka sama-sama dengan Kepolisian, sama pola operasinya nanti mungkin seperti di Sulawesi Tengah, di Poso, akan seperti itu," katanya.