RI Dorong Kerja Sama APEC Atasi Kelangkaan Pangan dan Air Bersih
Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu) A.M. Fachir menekankan pentingnya kerja sama antar negara APEC.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu) A.M. Fachir menekankan pentingnya kerja sama antar negara APEC.
Hal itu dikemukakan Fachri saat berbicara pada pertemuan tingkat menteri Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) , di Da Nang, Vientam, Rabu (8/11/2017).
Kerja sama yang terjalin tersebut diharapkan dapat mengatasi kelangkaan pangan dan air bersih yang disebabkan perubahan iklim dan ledakan jumlah penduduk.
"Sejak lama, Indonesia telah fokus untuk melibatkan secara langsung petani, nelayan dan masyarakat kecil yang tinggal di pedesaan dalam berbagai program dan inisiatif untuk mengatasi masalah kelangkaan pangan dan air bersih ini," ujar Fachir saat berbicara pada sesi “New Dynamism For Growth”.
Baca: Masyarakat Ternyata Paling Minat Tonton Drama Indonesia, Korea dan Thailand
Wamenlu RI juga menyampaikan 3 (tiga) usulan pada forum pertemuan para menteri luar negeri dan menteri perdagangan negara-negara anggota APEC.
"Pertama, memperkuat kapasitas dan produktifitas petani dan nelayan kecil dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi. Kedua, memperluas akses pasar bagi petani dan nelayan kecil dan ketiga, memfasilitasi perundingan untuk menghapuskan hambatan non tarif produk pertanian," ujar Fachir.
Puncak pertemuan para Pemimpin Ekonomi APEC (KTT) akan diselenggarakan pada 11 November dalam format retreat yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi akan tiba di Vietnam pada 10/11/2017.
Di hari yang sama Presiden Jokowi bersama China, Peru, dan Selandia Baru berada pada grup satu dalam dialog APEC dengan Advisor Businessman Council (ABAC).
Baca: Rampung Digarap, Film Keluarga Tak Kasat Mata Angkat Kisah Nyata
Dialog akan membahas penguatan kerjasama ekonomi regional dalam menghadapi era digitalisasi kawasan.
Di hari kedua, atau 11 November, Presiden Jokowi berpartisipasi dalam leaders retreat.
Pertemuan akan membahas inovasi pertumbuhan serta pembangunan inklusif termasuk ekonomi dan sosial.