Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Hanya Menyandera, Kelompok Bersenjata di Papua Juga Rampas Harta Warga

Hal itu diungkapkan Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M Aidi kepada wartawan, Kamis (9/11/2017) ketika ditemui di ruang kerjanya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tak Hanya Menyandera, Kelompok Bersenjata di Papua Juga Rampas Harta Warga
Istimewa/ Polda Papua
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di area tambang Freeport, kini mengklaim Kampung Kimbely dan Kampung Banti, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, sebagai markas operasi mereka.

Hal itu diungkapkan Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M Aidi kepada wartawan, Kamis (9/11/2017) ketika ditemui di ruang kerjanya.

Baca: Apa yang Dilakukan Panglima TNI Hadapi Kelompok Penyandera Bersenjata di Papua?

“Kini KKB mengklaim kedua kampung itu menjadi daerah operasi mereka. Untuk jumlah mereka belum bisa diketahui, sebab sebagian dari mereka berasal dari sana dan mereka juga kerab berbaur dengan masyarakat setempat, untuk mengklabui petugas,” ungkap Aidi.

Aidi menegaskan, pihaknya tak menyatakan 1.300 warga di dua kampung itu disandera. Namun mereka mendapat ultimatum dari kelompok itu, tidak boleh keluar dari kampung, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

“Kalau informasi ada penyanderaan dan pembakaran tak benar. Tapi, kalau intimidasi dan perampasan harta benda milik masyarakat ada,” jelasnya.

Aidi membeberkan, di kampung itu terdapat anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI, yang kerap memberikan laporan situasi di sana.

Berita Rekomendasi

“Informasi terakhir, semua warga dalam kondisi yang baik. Aktivitas masyarakat tetap berjalan biasa. Hanya, mereka tak boleh keluar dari kampung itu. Untuk keberadaan orang asing di sana, belum kita dapatkan,” tuturnya.

Saat ini, sambung Aidi, TNI dan Polri dalam operasi terpadunya masih melakukan tindakan proses hukum bersifat persuasif dan preventif. Artinya melakukan pola pendekatan dan imbauan agar mereka menghentikan aksi yang merugikan masyarakat umum.

“Seluruh pasukan dalam operasi itu jumlahnya 200 orang. Dalam operasi itu, mereka terbagi dalam kegiatan teritorial, pendekatan, dan negosiasi. Kalau ada perlawanan, maka kita akan berupaya melumpuhkannya,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar membeberkan, ada 300 masyarakat non papua di Kampung Kimbely dan 1.000 orang masyarakat lokasi di Kampung Banti ditahan atau dilarang bepergian keluar kampung tersebut.

“Diperkirakan jumlahnya mencapai 1.300 orang yang dilarang keluar dari daerah itu. Semua barang-barang mereka juga dirampas oleh kelompok ini. Kurang lebih seperti itu, hanya detail informasi yang terjadi di sana masih terus di dalami,” tuturnya.

Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Kelompok Bersenjata di Papua Intimidasi dan Rampas Harta Warga

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas