Militer Filipina Diyakini Tumpas Kelompok Bersenjata di Marawi Sampai Tuntas
Oleh karena itu, ia meyakini militer Filipina akan terus melakukan penumpasan kelompok bersenjata di Marawi, hingga tuntas.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Analis Filipina dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth melihat kelompok bersenjata pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Marawi, Filipina Selatan, akan terus didesak oleh militer Filipina.
Ia meyakini hal itu, dengan mengacu kebijakan dari Presiden Filipina, Rodrigo Duterte selama ini.
Adriana menyebut Presiden Filipina terbukti sangat terbuka dengan dialog, namun tidak memberikan toleransi terhadap aksi-aksi kriminal di negaranya.
Oleh karena itu, ia meyakini militer Filipina akan terus melakukan penumpasan kelompok bersenjata di Marawi, hingga tuntas.
"Duterte ini orang yang anti kriminal, jadi semua gerakan2 yang bersifat kriminal pasti akan diberangus," ujar Adriana kepada wartawan di kantor LIPI, Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2017).
Baca: Sail Sabang 2017 Incar Turis Kapal Pesiar dan Penyelam
Dua pimpinan kelompok bersenjata itu, Omarkhayyam Maute dan Isnilon Hapilon yang tewas dibunuh oleh militer Filipina pada 17 Oktober lalu, kata Adriana, akan berdampak besar terhadap perjuangan kelompok tersebut di Marawi.
Kalaupun mereka sudah menentukan pengganti untuk pemimpi yang sudah tewas, tetap diperlukan waktu untuk memulihkan kekuatan kembali.
Walaupun kelompok bersenjata itu mengklaim punya ideologi yang kuat, yakni mendirikan negara Islam di Filipina Selatan, menurut Adriana Elisabeth, hal itu tidak sepenuhnya benar.
Karena yang dilakukan mereka selama ini, menunjukan bahwa mereka adalah kelompok kriminal, yang melakukan berbagai tindakan kriminal untuk keuntungan finansial, termasuk dengan cara menculik.
"Mereka menggunakan bendera ISIS untuk efek gentar, agar daya tawar mereka lebih mahal," terangnya.
Dengan demikian, jika militer Filipina selesai melakukan penumpasan terhadap kelompok-kelompok tersebut, maka mereka tidak perlu khawatir akan ada ideologi yang tersisa.
Baca: Pemerintah Dorong Pengusaha UKM Tingkatkan Bisnis dengan Korea
Ideologi tersebut menurutnya akan hilang, seiring dengan tumpasnya para anggota dari kelompok bersenjata pendukung ISIS itu.
Namun bukan berarti Indonesia bisa mengacuhkan perang yang masih berlangsung tidak jauh dari perbatasan Utara Indonesia.
Adriana Elisabeth menyebut ada kemungkinan kelompok-kelompok tersebut lari ke Indonesia, mengingat berbagai faktor yang memudahkan mereka.
"Pertama jaraknya dekat, perbatasannya juga luas, dan ketiga itu mereka punya hubungan dengan orang-orang di Indonesia, jadi kita harus khawatir," katanya.