Indonesia: ASEAN Harus Lebih Open Minded Dalam Merespon Tantangan Global
"Oleh karena itu perlu adanya satu planing ke depan rekonstruksinya seperti apa, dan kemudian apa yang dapat dibantu oleh yang lain,”
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-31 ASEAN, Indonesia akan menyampaikan harapannya kepada seluruh negara anggota ASEAN agar memiliki pandangan terbuka dan semakin progresif dalam menghadapi tantangan global.
“ASEAN huga harus lebih cepat, lebih progresif, lebih open minded dalam merespon tantangan-tantangan,” ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam press briefing yang disampaikan di Hotel Diamond Manila, Filipina, Minggu (12/11/2017).
Baca: Hadiri KTT ASEAN, Jokowi Besok Punya 11 Jadwal Kegiatan
Sejauh ini, kata Retno, ASEAN telah mendapatkan respon yang baik dari dunia mengenai keberhasilan ASEAN menciptakan kawasan yang stabil, kondusif dan damai sejahtera.
Menurut Retno, tantangan global maupun kawasan semakin hari semakin berat bagi ASEAN, sehingga perlu juga komitmen yang semakin kuat negara-negara peserta untuk menghadapinya sebagai satu kesatuan komunitas ASEAN.
“Jadi intinya adalah bagaimana menjadikan bersama dengan ASEAN sebagai satu komunitas, kita persiapkan diri agar dapat merespon tantangan-tangangan yang ada di kawasan,” ucap Retno.
Baca: Jokowi Bertemu Perdana Menteri Jepang Bahas Kerjasama Infrastruktur
Retno memberi gambaran bagaimana tantangan di sektor ekonomi bagi ASEAN yaitu mencari solusi untuk mempersempit jurang antara negara yang maju dan berkembang.
“Tantangan kita dan tantangan ini juga berlaku bagi domestik kita adalaj gap antara negara di dalam ASEAN. Negara maju dan berkembang. Dan sudah merupakan komitmen bagi semua Negara ASEAN untuk mengupayakan agar gap pembangunan ini juga dapat dipersempit di antara negara-negara anggota ASEAN,” ucap Retno.
Baca: Ini Rangkaian Acara Adat dan Resepsi Pernikahan Bobby Nasution-Kahiyang Ayu di Medan
Retno mengambil contoh Marawi, yang menurutnya saat ini memerlukan bantuan untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat operasi militer terhadap kelompok bersenjata dan terorisme.
"Oleh karena itu perlu adanya satu planing ke depan rekonstruksinya seperti apa, dan kemudian apa yang dapat dibantu oleh yang lain,” kata Retno.
Termasuk persoalan geopolitik, Retno mengatakan hal itu perlu dijaga agar suasananya tetap stabil dan kondusif.
Baca: Penghayat Kepercayaan Perlu Miliki Organisasi Agar Bisa Diakui Pemerintah
Sebab, terganggunya geopolitik akan berimplikasi dari stabilitas ekonomi di negara kawasan yang telah terbangun dengan baik.
“Jadi rata-rata pertumbuhan ASEAN itu kan di atas pertumbuhan dunia. Hampir 5 persen rata-rata per tahun. Kenapa kita bisa tetap stabil di situ? Karena ekosistem stabil dan damai,” ujar Retno.
“Oleh karena itu yang kita harus jaga adalah ekosistem ini, jangan sampai ekosistem stabil dan damai itu goyang. karena kalau goyang, itu bisa menderail pertumbuhan ekonomi yang bagus tersebut,” tutur Retno.