Menhan: Ngapain Beli Pesawat Tidak Bisa Menembak
Total pembelian 11 unit pesawat tempur buatan Russia itu, adalah sekitar Rp 16 triliun, yang dibayar melalui skema imbal dagang.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menuntaskan proses pembelian 11 unit pesawat tempur generasi 4++, Sukhoi SU-35.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, menyebut bulan depan, penandatangan kontrak akan dilakukan antara pemerintah dengan pihak produsen.
"Tinggal tanda tangan saya bulan depan, sudah setuju, presiden sudah saya laporkan," ujarnya kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2017).
Total pembelian 11 unit pesawat tempur buatan Russia itu, adalah sekitar Rp 16 triliun, yang dibayar melalui skema imbal dagang.
Ryamizard Ryacudu menyebut pihak produsen pesawat Sukhoi sudah setuju, setengah dari Rp 16 triliun itu, dibayar oleh pemeirntah Indonesia dengan komoditas.
"Kita beli (pakai) duit tidak semuanya, perdagangan kita maju, karet segala macam, jadi kementerian pertahanan membawa dampak ekonomi juga," ujarnya.
Baca: Mantan Petinggi Pertamina Masuk DPO Kasus Korupsi Penjualan Aset
Setelah tandatangan kontrak pembelian dilakukan, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk membangun 11 unit pesawat tersebut, lalu diterbangkan ke Indonesia.
11 Unit pesawat Sukhoir SU-35 itu rencananya akan dioperasikan oleh Skadron Udara 14, di Lanud Iswahyudi, menggantikan pesawat F-5 yang sudah 19 bulan pensiun.
Ryamizard Ryacudu menegaskan yang dibeli oleh pemerintah tidak hanya 11 unit pesawat Sukhoi SU - 35, akan tetap juga dengan sejumlah persenjataannya yang cangguh.
Ia tidak merinci persenjataan macam apa dibeli, namun ia memastikan pesawat tersebut siap tempur.
"Sebelas (unit) dengan lengkap senjata, siapa bilang tidak lengkap, ngapain kita beli pesawat tidak bisa menembak," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.