WEConnect dan Freeport McMoRan Gelar Pertemuan Untuk Kembangkan Bisnis Milik Perempuan Indonesia
WEConnect International berkolaborasi dengan Freeport-McMoRan Foundation menyelenggarakan Women’s Business Growth Summit di Jakarta.
Editor: Adi Suhendi
Hal ini merupakan satu alasan mengapa tingkat kemiskinan di negara-negara dengan kesetaraan gender yang lebih kuat cenderung lebih rendah.
Freeport-McMoRan berkomitmen mendukung pemberdayaan perempuan dari aspek ekonomi melalui berbagai program, sebagaimana dukungannya pada “Women’s Business Growth Summit”.
Acara ini baru pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia sebagai upaya untuk menghubungkan perempuan dengan peluang-peluang untuk mengembangkan usaha kecil.
Serta, meningkatkan kemampuan perempuan untuk dapat berpartisipasi dalam perekonomian lokal secara setara dan membantu menciptakan komunitas yang lebih beragam dan berkelanjutan.
Inisiatif dan kemitraan antara WEConnect International dan Freeport-McMoran Foundation juga selaras dengan dengan Sustainable Development Goals (SDG) yang dicanangkan PBB.
Khususnya SDG nomor 5 terkait kesetaraan gender yaitu upaya untuk mewujudkan partisipasi perempuan secara menyeluruh dan efektif serta kesetaraan kesempatan dalam kehidupan ekonomi dan publik.
Di tahun 2017, Perpres Nomor 59 telah disahkan untuk mendukung penerapan SDG di Indonesia melalui proses inklusif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Perpres tersebut merujuk pada SDG sebagai sebuah kerangka kerja untuk mengatasi isu ketidaksetaraan dalam serta memastikan tidak ada pihak yang tidak dilibatkan dalam proses pembangunan.
President Freeport-McMoRan Foundation, Tracy Bame, mengatakan sudah menjadi komitmen Freeport-McMoRan Inc untuk menjalin kemitraan dengan WEConnect International dan lembaga lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan yang membantu meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dari aspek ekonomi.
Termasuk implementasi inisiatif yang mendorong pengembangan usaha kecil dan kesiapan pemasok.
"Target kami adalah menjangkau sekurang-kurangnya 2.000 bisnis yang dimiliki oleh perempuan di sejumlah negara di mana perusahaan beroperasi antara tahun 2017 hingga 2020,” ujar Tracy Bame.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.