Rebutan Plt Ketua Umum Golkar, Antara Putri Soeharto dengan Dua Politisi dari Timur
Idrus Marham dan Nurdin Halid adalah dua politisi Golkar asal Makassar Sulawesi Selatan sementara Mbak Titiek putri Soeharto asal Solo.
Penulis: Hasanudin Aco
Sebab, dirinya tidak mempunyai hasrat menjadi ketua umum definitif Partai Golkar.
Oleh karena itu, sebagai Plt ketua umum, ia bisa menyelenggarakan forum musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk memilih ketua umum definitif dengan lebih netral.
"Posisi saya paling bagus, paling enak karena saya tidak punya ambisi dan tidak punya kemauan menjadi ketum maupun Plt ketum dalam artian definitif sampai 2019," kata Nurdin di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (21/11/2017) seperti dikutip dari Kompas.com.
Titiek Harus Siap
Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Herdiyati Hariyadi menyatakan dirinya siap jika Partai nantinya menunjuk dirinya sebagai Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar.
Titiek Soeharto yang merupakan anak Jenderal Besar TNI sekaligus Presiden kedua RI, Soeharto itu menyatakan sebagai anak tentara, dirinya siap mengemban tugas jika memang ditunjuk.
“Ya kita dimana-mana anak tentara harus siap,” ujar Titiek seusai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/11/2017).
Ketika ditanya peluang mendapatkan jabatan sementara itu, Titiek enggan berspekulasi.
Baca: Jenderal Tito: Loyalitas Polri Hanya Untuk Rakyat
“Saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa bagaimana Allah menentukan jalan hidup saya,” kata Titiek.
Selain nama Titiek, ada nama lain yang mencuat menjadi kandidat kuat mengisi posisi sementara Setya Novanto yang berstatus Tersangka, yaitu Menperin Airlangga Hartarto, Ketua Komisi III Bambang Soesatyo dan Mantan Ketua DPR Ade Komarudin.