Polisi Analisa Rekaman Saat Fortuner yang Bawa Novanto Tabrak Tiang Listrik
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya telah mengamankan rekaman Closed Circuit Television (CCTV).
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya telah mengamankan rekaman Closed Circuit Television (CCTV).
CCTV itu merekam peristiwa di lokasi kecelakaan tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto di Jalan Permata Berlian RT 02 RW 02 Kelurahan Grogol Utara, Kebayoranlama, Jakarta Selatan.
Baca: PAN Minta Golkar Jangan Buat DPR Ikut Tersandera Kasus Novanto
Rekaman tersebut menggambarkan, saat terjadinya kecelakaan, Kamis (16/11/2017) pukul 18.30.
“(Pengambilan CCTV) Sudah dilakukan oleh Dirlantas, sekaligus nanti dianalisis,” kata Irjen Pol Idham Azis, Kapolda Metro Jaya, di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).
CCTV yang diamankan merupakan yang berada di salah satu rumah lokasi terjadinya kecelakaan.
Bahkan, pihaknya telah bersurat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meminta waktu memeriksa Setnov.
“Kami sedang bersurat. Nanti diatur secara teknis kapan waktu pelaksanaannya pemanggilan Setya Novanto sebagai saksi dalam kasus kecelakaan ya," jelasnya.
Seperti diketahui, Ketua DPR, Setya Novanto (Setnov) mengalami kecelakaan.
Versi tersangka, peristiwa itu terjadi di saat dia hendak menuju kantor Stasiun Metro TV di kompleks Pilar Mas Raya Kav D, Jakarta Barat.
Namun, mobil yang dikemudikan Hilman Matauchi SAB, seorang wartawan, yang sudah dipecat Metro TV, lalu ajudan Setnov, Reza, serta Setnov, itu mengalami kecelakaan di Jalan Permata Berlian RT 02 RW 02 Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017) pukul 18.30.
Setnov diklaim telah mengalami luka dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, tapi kemudian ditahan KPK setelah melalui upaya pemeriksaan oleh sejumlah dokter di RSCM.
Pihak kepolisian telah menetapkan Hilman Mattauch, pengemudi Toyota Fortuner B 1732 ZLO yang ditumpangi Ketua DPR, Setya Novanto (Setnov) sebagai tersangka.