Presiden Jokowi Pakai Bahasa Batak Saat Resmikan Bandara Silangit, Menteri Luhut Terpingkal
Presiden berharap Bandara Silangit menjadi gerbang "Marsipature Huta Na Be" (memperbaiki kampung halaman orang Batak) untuk kemakmuran suku Batak.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara
TRIBUNNEWS - Presiden Jokowi meresmikan Bandara Silangit di Siborong-borong, Tapanuli Utara, Jumat (24/11/2017).
Saat peresmian itu, sang Presiden berbicara menggunakan bahasa Batak dalam sambutannya.
"Bukka ma pittu, bukka ma harbangan. Ai nungga rade labuan ni hopal habang internasional," ucapnya.
Para hadirin kemudian riuh dan bertepuk tangan.
Presiden Jokowi berharap Bandara Silangit menjadi gerbang "Marsipature Huta Na Be" (memperbaiki kampung halaman orang Batak) untuk kemakmuran bagi suku-suku Batak.
Jokowi semakin mencuri perhatian para tamu saat melanjutkan petuah Batak tanpa diterjemahkan.
Terdengar Jokowi mengatakan, "Pidong na habang, pasarma barita on tu luat portibi," ucapnya lagi.
Peribahasa atau umpasa tersebut berarti agar burung-burung yang terbang memberitahukan kabar baik ke seluruh penjuru dunia tentang kabar baik di Tanah Batak.
Presiden Jokowi juga memerintahkan agar Bandara Internasional Silangit diperbesar meski sudah diresmikan.
Ia meminta agar run way bandara diperpanjang dari 2650 meter menjadi 3000 meter. Paling lambat tahun 2020 pesawat paling besar sudah harus bisa mendarat di Silangit.
Dalam peresmian itu, Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erri Nurady.
Jokowi saat itu tampak mengenakan kemeja putih dan celana hitam itu selanjutya menabuh tagading (alat musik batak khas Batak).
Saat Jokowi meminta (mamitta gondang), Luhut Binsar Panjaitan tampak menertawainya.
Luhut sempat terdiam sebelum Jokowi menabuh gondang. Namun, seketika Jokowi mengucapkan pantun Batak, "Amang pargocci nami na malo, baen hamu ma jo gondang na rade tu son. Horas tondi madingin pir tondi matogu, mauliate.
Hadirin kemudian menyerukan "horas". Luhut terpingkal.(*)