Sindiran Politikus Partai Golkar: Siapa Yang Dipimpin Orang Yang Memakai Rompi Oranye KPK?
Menurut Zainal, berdasarkan surveri terakhir, perolehan suara Golkar sebelum ditangkap KPK sudah menurun.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus senior Partai Golkar Zainal Bintang menyindir sikap Setya Novanto yang belum turun dari jabatannya sebagai ketua umum.
Zainal juga tidak sepakat rapat pleno DPP Partai Golkar yang tidak memberhentikan Novanto dan memilih untuk menunggu hasil sidang praperadilan.
Kekhawatian Zainal Bintang itu didasari terkait elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu yang terus menurun.
Menurut Zainal, berdasarkan surveri terakhir, perolehan suara Golkar sebelum ditangkap KPK sudah menurun.
"Kalau ada yang mau survei setelah rompi oranye orangnya (pemilih) saya kira enggak ada. Nol. Siapa yang mau dipimpin oleh rompi oranye," kata Zainal Bintang di Menteng, Jakarta, Sabtu (25/11/2017).
Baca: Ada Pakta Integritas, Wasekjen Golkar: Sementara Untuk Setya Novanto Dikesampingkan
Rompi oranye yang dimaksud Zainal adalah rompi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pada peneteapan Novanto yang pertama, dia tidak sempat mengenakan rompi karena menang di gugatan praperadilan.
Pada penetapan tersangka korupsi e-KTP untuk kali kedua, Novanto tidak bisa lari dari rompi oranye karena dia ditangkap KPK dan langsung ditahan.
Situasi seperti itu, menurut Zainal, akan membuat Golkar kesulitan mendapatkan suara. Apalagi, tidak hanya partainya yang berusaha untuk meraih simpati dari pemilih pemula atau dari generasi milenial yang melek terkait pidana korupsi.
"Alangkah lebih mustahilnya memperoleh dukungan atau keterlibatan generasi milenial yang sangat kritis. Mereka setiap hari menyaksikan melalui medsos bagaimana ketua umum Golkar itu menjadi bulan-bulanan dengan meme yang sangat tidak nyaman," kata dia.