NH, Terduga Teroris yang Ditangkap Polisi di Sambas Sejak Kecil Tak Pernah Bolos Sekolah
NH dibekuk Densus 88 Anti Teror dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat di Bandara Internasional Supadio, Senin (27/11/2017) pukul 11.00 WIB.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, SAMBAS - Asna, ibunda terduga teroris berinisial NH, mengungkapkan keseharian NH semasa kecil.
Menurut kisahnya, NH sejak kecil sudah terbiasa menjalankan ibadah salat dan puasa. Asna lah yang mendidiknya.
"Dia memang taat beribadah, dia sudah bisa salat sejak umur 3 tahun, sudah bisa puasa umur 7 tahun. Kalau ndak mau salat, saya pencet hidungnya. Langsung cepat dia salat," kisahnya saat ditemui di kediamannya, Selasa (28/11/2017).
NH, yang kelahiran Sekuduk tanggal 7 Juni 1981 ini dibekuk Densus 88 Anti Teror dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat di Bandara Internasional Supadio, Senin (27/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat bersama Kades Sekudu, Lamizi dan seorang pendamping desa, Asna mengisahkan ia sangat ketat mendidik anaknya.
Selain pendidikan agama, dalam pendidikan umum pun, Asna mengajarkan agar NH tak mudah mengeluh dan menyerah. Sehingga jika saat sakit pun, NH tak pernah bolos sekolah.
"Sekolah pun begitu juga, tidak pernah bermasalah, biar sekali pun dia demam atau sakit kepala," jelasnya.
Satu di antara kerabat NH, Soidin (37) mengaku tak percaya adanya kabar NH ditangkap tim Densus 88 Anti Teror dan Polda Kalbar atas tuduhan sebagai terduga teroris.
"Rasa tidak percaya kami, rasa tidak percaya dengar kabar ini. Kami pikir tidak mungkin dia begitu, karena kami mengenal dia baik-baik saja, tidak ada yang aneh-aneh, tanya saja sama kepala kampung (Kades), kepala kampung kan tahu" ungkapnya saat bersama Asna, orangtua NH dan Kades Sekuduk, Lamizi, Selasa (28/11/2017).
Selama ini, sosok NH dikenal keluarga sebagai sosok yang berperangai baik. Tak pernah ada masalah apa pun dengan keluarga atau bahkan tetangga di lingkungan sekitar kediaman ibunya.
Baca: Dokter RSCM: Kondisi Syaraf Setya Novanto Masih Baik
Baca: Mendagri: Maju ke Jatim 1, Emil Dardak Tak Perlu Mundur dari Bupati Trenggalek, Cukup Cuti
"Selama ini kami mengenalnya, dia orangnya baik. Dengan keluarga di sini bagus, ramah. Dengan lingkungan warga yang dekat-dekat di sini juga tidak pernah ada cerita yang tidak baik, bagus semua. Saya sendiri saja merasa tidak percaya dengan kabar ini, rasanya tidak mungkin. Ngajak-ngajak pengajian atau pun apa yang aneh-aneh pun ndak ada, karena cerita seperti ini kami pun tidak tahu, dia kan sudah lama tinggal di Pontianak, pulang ke sini pun setahun sekali," jelasnya.
Pada saat Hari Raya Idul Fitri, NH kerap membawa serta istri dan anak-anaknya untuk berlibur lebaran.
Soidin mengisahkan, momen pertemuan keluarga tersebut, untuk melepas kerinduan dengan sanak keluarga di kampung halaman.
"Kalau sama sepupu-sepupunya di sini pas sewaktu hari raya, cerita-ceritanya pun biasa-biasa saja, cerita keluarga. Anak-anaknya dibawanya lebaran, istrinya juga diajak. Istrinya juga ramah orangnya," sambungnya.