Komisi III Apresiasi Keberhasilan BNN Bongkar 13 Juta Pil PCC di Semarang
BNN kemarin mengerebek sebuah tempat produksi pil PCC, jenis yang sangat berbahaya.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Taufiqulhadi mengapresiasi keberhasilan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang berhasil membongkar satu mata rantai para pengedar obat bius di Semarang.
BNN kemarin mengerebek sebuah tempat produksi pil PCC, jenis yang sangat berbahaya.
Sindikat tersebut memproduksi setidaknya empat juta butir pil PCC dalam satu hari.
"Dengan keberhasilan ini, saya dapat samakan dengan keberhasilan BNN telah menyelamatkan ribuan anak anak kita dari jeratan obatan bius ini. Meskipun demikian, saya juga mengharapkan BNN dapat terus membongkar jaringan-jaringan peprodusen dan pengedar lainnya yang masih sangat banyak di negeri kita," kata Taufiqulhadi kepada Tribunnews.com di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Politikus Partai NasDem ini mengaku khawatir dengan kemungkinan telah terjadi pergeseran pandangan masyarakat terhadap para pengedar obat bius.
Baca: Blusukan di Bandung, Jokowi Kenakan Sepatu Para Skaters
"Kini masyarakat menjadi lebih permisif dan seperti menghomati para bandar narkoba. Di daerah daerah tertentu, masyarakat seperti mengagumi keberhasilan seseoarang yang diketahui erat terlibat jaringan pengedar obat bius," katanya.
Menurutnya, sindikat ini terkesima dengan keberhasilan sang terduga pengedar obat bius membangun rumah megah di depan hidung mereka.
"Alih melaporkan ke aparat, justru mereka menghormatinya. Di daerah lainnya, masyarakat yang mengetahui tindak tanduk sang bandar narkoba, menghindar untuk melapor kepada aparat. Karena masyarakat menduga aparat itu ikut terlibat dalam masalah tersebut," katanya.
"Masyarakat menghindar untuk mencari masalah. Jadi tugas BNN masih sangat banyak ke depan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah rumah di Jalan Halmahera Raya Nomor 27 Kota Semarang, Jawa Tengah terbukti memproduksi jutaan pil PCC setiap harinya. Tiap satu mesin di rumah yang digerebek BNN itu memproduksi 35 butir pil PCC per detik.
"Jumlahnya dari rumah ini (yang disita) ada 13 juta butir," kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso saat konferensi pers di Semarang, Senin (4/12/2017).
Menurut Buwas, pil dari rumah produksi di Semarang dikirimkan kepada para agen besar. Para agen kemudian menjualnya di pasaran.
"Penerima ini agen, karena jumlahnya besar," katanya.
Dalam operasi itu, petugas menangkap 13 orang yang terlibat. Terdiri dari dua pelaku utama dan 11 orang karyawan.
Dua pelaku utama yaitu Johny dan Ronggo. Sementara 11 sisanya yang ikut diamankan antara lain Ahmad, Zaenal, Tono, Panduwinata, Ade Ruslan, Hartoyo, Budi, Kriswanto, Ade Ridwan, Krisno, dan Suroso.
Sedangkan barang bukti yang diamankan antara lain mesin pencetak pil PCC, mesin press, mesin pengadul, pil PCC, carisoprodol, tepung, 17 drum paracetamol, 1 unit Luxio, 1 unit Evalia, dan Toyota Fortuner.
Satu buah senjata api merek Zettira juga diamankan, beserta peluru karet. "Mesin cetak ini banyak, tapi pelaku diamankan dulu. Ini tahap awal nanti dikembangkan lagi untuk diungkap secara menyeluruh," tuturnya.