Pengamat Sebut Dua Kubu Adu Kuat di Munaslub Golkar, Siapa Saja?
Pengamat dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Titiek Soeharto memang memiliki peluang namun peluang tersebut tidak cukup besar.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, turut meramaikan bursa calon ketua umum Golkar jika Munaslub digelar.
Titiek merasa percaya diri mampu menggantikan Setya Novanto di pucuk pimpinan Partai Golkar.
Pengamat dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Titiek Soeharto memang memiliki peluang namun peluang tersebut tidak cukup besar.
Menurutnya, peluang menjadi Ketua Umum Golkar justru terbuka untuk Airlangga Hartarto.
"Peluang Titiek ada, tapi tidak sebesar Airlangga. Titiek bisa menang kalau DPD-DPD mendukung," kata Hendri saat dikonfirmasi, Kamis (7/12/2017).
Baca: Titiek Soeharto dan Bambang Soesatyo Temui Megawati, Ada Apa?
Hendri menilai, nama besar keluarga cendana juga tidak cukup kuat menjamin Titiek dapat menjadi Ketua Umum Golkar.
Namun menurutnya, jika Titiek berniat menjadi seorang Ketua Umum Golkar maka sekaranglah saatnya.
"Cendana memang belum pernah bergerak lagi. Tapi bila cendana mau mengambil alih Golkar, ya sekarang saatnya. Mumpung ada Titiek dan ada kesempatannya," tuturnya.
Cendana merupakan sebuah istilah yang melekat kepada keluarga mantan Presiden Soeharto alias Pak Harto.
Cendana nama sebuah jalan di Menteng tempat tinggal almarhum Soeharto.
Menurut Hendri kubu Airlangga tidak tinggal diam apabila cendana berminat mengambil alih Golkar.
Menurutnya dua kubu tersebut akan adu kuat meraih dukungan dari DPD Golkar.
"Nah akhirnya kubu Airlangga versus kubu Titiek adu kuat, kubu Setnov malah diuntungkan," tandasnya.