Kapusdatin Kemenhan Apresiasi Keamanan Siber Jadi Fokus Panglima TNI
Marsma TNI Yusuf Jauhari menilai, perang siber harus disadari menjadi perhatian penting.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sempat menyinggung soal perang siber atau cyber warfare yang menjadi salah satu sumber ancaman serius bangsa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pertahanan Marsma TNI Yusuf Jauhari menilai, perang siber harus disadari menjadi perhatian penting.
Menurutnya, harus ada pembelajaran jika mungkin ada serangan, berbuntut pada terganggunya stabiltas negara Indonesia.
"Kalau belajar dari serangan yang agak masif itu ransomeware. Ujungnya menjadi (ancaman) stabilitas negara, karena misalnya dia menghantam perbankan, kepercayaan publik menjadi hilang," kata Yusuf, di Jakrta, Jumat (9/12/2017).
Dirinya khawatir dengan ancaman yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Salah satu contohnya jika terjadi di dunia perbangkan.
"Misalkan BI (Bank Indonesia) bilang waduh saya hilang sekian-sekian. Jadi masalah, belum lagi yang terasa langsung misalkan PLN kena. Itu juga menjadi masalah," kata Yusuf.
Yusuf juga menjelaskan dampak yang terasa dari serangan ransomeware kepada objek vital negara.
Dirinya mengungkapkan tinjauan ke arah tersebut mulai terasa penting.
"Belum lagi dalam situasi asimetris. Cyber bisa menjadi operasi yang efektif, murah namun masif untuk menjalankan hal tersebut,” katanya.
Lebih lanjut Yusuf juga mengaku optimistis pernyataan Panglima Marsekal Hadi juga akan dapat membuat sinergi lembaga pertahanan lain untuk lebih waspada terhadap perang cyber.
"Itu akan jadi perhatian, karena (Panglima) TNI menyampaikan hal itu langsung (terbuka) Nah begitu TNI menyatakan terbuka, oh ini ranah siber harus menjadi perhatian kita nih. Otomatis, sumberdaya-sumberdaya itu akan nempel tuh dan akan di utilisasi," katanya.
Baca: Honda PCX Baru sudah Bisa Diinden, Cukup Modal Rp 2 Juta
Diberitakan sebelumnya, Marsekal Hadi dalam pemaparannya di uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR RI, Rabu (6/12/2017) sempat menyinggung perang siber atau cyber warfare merupakan ancaman serius keamanan nasional yang harus dihadapi di era informasi saat ini.
Menurut Hadi dimensi siber yang dihuni hampir dua pertiga aspek kehidupan manusia modern perlu adanya pengamanan.
"Hal tersebut menunjukan bahwa keamanan dimensi siber harus menjadi pertimbangan utama dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pertahanan dan kemanan nasional," kata Hadi.