SBY: Belum Terlambat Presiden Trump Batalkan Keputusan Yerusalem
Belumlah terlambat bagi Presiden Trump untuk membatalkan keputusan dan kebijakannya
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut mengomentari pernyataan AS soal Yerusalem.
Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
SBY melalui cuitan di Twitter menyampaikan pendapatnya soal pengakuan itu, Sabtu (9/12/2017).
"Belumlah terlambat bagi Presiden Trump untuk membatalkan keputusan dan kebijakannya yang 'menetapkan' Yerusalem sebagai ibu kota Israel," tulis SBY melalui akun @SBYudhoyono.
"Saya yakin rakyat Amerika tidak ingin disalahkan sejarah akibat tindakan pemimpinnya," katanya.
Baca: Anggota Komisi I Sebut Gatot Nurmantyo Tidak Berpolitik Saat Jadi Panglima TNI
Menurut SBY, pernyataan Trump tersebut dapat membuat perdamaian dan keamanan dunia "terancam dan memburuk".
Selain itu, SBY juga menilai pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu sebagai tindakan yang "ilegal".
Melalui pernyataannya, Trump mengatakan bahwa dirinya hanya menepati apa yang sudah dijanjikannya semasa kampanye pencalonan presiden pada 2016.
Trump menyebut, pengakuan tersebut menjadi penanda atas dimulainya pendekatan baru terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, Trump juga menegaskan bahwa dengan pengakuan itu, dirinya tidak bermaksud untuk menentukan bahwa seluruh wilayah Yerusalem itu secara resmi akan menjadi wilayah Israel.
"Kami tidak bermaksud untuk menjadi penentu status wilayah tersebut dan hal-hal lain terkait itu, termasuk soal batas wilayah spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.