Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Alasan Penerbit Yudhistira Baru Bisa Tarik Buku yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Isrel Januari 2018

"Kami (Penerbit Yudistira) menyatakan akan menarik buku-bukunya dan mengganti buku yang baru yang sudah direvisi. Namun, saat ini masih terkendala,"

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ini Alasan Penerbit Yudhistira Baru Bisa Tarik Buku yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Isrel Januari 2018
TRIBUNNEWS.COM/FRANSISKUS ADHIYUDA
Wakil Ketua Umum Penerbitan Yudhistira, Djadja Subagdja menyampaikan permintaan maaf kepada publik terkait kekeliruan dalam penyampaian informasi dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibukota Israel. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah bertemu dengan Penerbit Yudhistira, setelah mendalami pelaporan dan bukti terkait buku IPS kelas VI yang memuat Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pihak Penerbit Yudhistira yang diwakili Djadja Subagdja, mengaku belum bisa secara langsung melaksanakan penarikan buku IPS kelas IV SD tersebut.

Baca: Jokowi Ingin Perguruan Tinggi Tingkatkan Jumlah Wirausahawan

"Kami (Penerbit Yudistira) menyatakan akan menarik buku-bukunya dan mengganti buku yang baru yang sudah direvisi. Namun, saat ini masih terkendala," ujar Djadja, di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2017) kemarin.

Djadja menyebut kendala tersebut terkait waktu jelang akhir tahun.

Sehingga, banyak sekolah sudah sibuk isi rapor dan akan melaksanakan pembagian rapor semester ganjil.

Berita Rekomendasi

Jadi kemungkinan besar, kata Djadja, Penerbit Yudhistira baru bisa menarik dan mendistribusi buku pengganti Januari 2018.

Baca: Dedi Mulyadi Usul Airlangga Hartarto Pimpin Golkar Selama 5 Tahun

"Penerbit berjanji akan melaporkan proses tersebut ke KPAI sebagai lembaga pengawas," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Penerbitan Yudhistira, Djadja Subagdja menyampaikan permintaan maaf kepada publik terkait kekeliruan dalam penyampaian informasi dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Permintaan maaf tersebut disampaikannya usai pertemuan dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2017).

Baca: Sempat Berniat Maju Jadi Ketua Umum Golkar, Titiek Soeharto Kini Dukung Airlangga

"Tidak bermaksud apapun ataupun dengan kesengajaan pengakuan Yerusalem terhadap Israel. Ini benar-benari murni kesalahan pengutipan," kata Djadja.

Sebagai bentuk pertanggung jawaban, pihak Yudhistira telah memberikan contok cetakan versi revisi dan akan melakukan pencetakan ulang hasil revisi buku IPS kelas enam tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas