Jokowi Berikan Modal Rp 10 Juta Ke Warman Calon Pengusaha Iklan Hias
Presiden Joko Widodo turut memberikan modal usaha sebesar Rp 10 juta Warman yang berencana berwirausaha di bidang perikanan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Selain memberikan hadiah sepeda, Presiden Joko Widodo turut memberikan modal usaha sebesar Rp 10 juta Warman yang berencana berwirausaha di bidang perikanan.
Warman merupakan seorang peserta dari ribuan orang yang mengikuti program pemagangan nasional, dimana dirinya telah lolos dan mendapatkan sertifikat kompetensi.
Pemberian modal dari presiden, ketika Warna diminta menjadi salah satu peserta yang maju ke atas panggung dan ditanya tindak lanjut setelah mendapatkan sertifikat kompetensi.
"Ini budidaya perikanan apa?," tanya Jokowi.
"Berusaha di ikan hias," ucap Warman.
Mendengar jawaban tersebut, Jokowi lantas menanyakan langkah memulai usaha apa saja dan membutuhkan modal berapa?
"Buat beli empat bak (aquarium), beli induk, kemungkinan juga kami kerjasama dengan yang sudah jalan, nanti bisa ketemu dengan rekan-rekan yang di Bogor, Parung," ucap Warnan.
"Buat beli bak sama beli induk perlu berapa?" tanya Jokowi.
Baca: Prodia Miliki Triple Quad Mass Spectrometry untuk Deteksi Infertilitas dan Kelamin Ganda
"Ya antara Rp 10 juta-an," jawab Warman.
"Ya sudah ambil sepeda-nya, modalnya juga saya kasih, ini memiliki keberanian mandiri," ujar Jokowi.
Selain Warman, beberapa peserta yang lolos program pemagangan juga mendapatkan hadiah sepeda setelah menyebutkan Pancisila.
Tetapi yang diberikan modal hanya Warman karena yang lain bekerja sabagai karyawan di perusahaan swasta nasional.
Hari ini, Jokowi secara simbolis menyerahkan sertifikat kompetensi pemagangan kepada 3 ribu peserta program pemagangan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK), Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/12/2017).
Pada tahun ini, pemerintah menggelar program pemagangan nasional bekerjasama dengan Apindo dan Kadin sebanyak 56.119 orang, yang meliputi perusahaan sektor perbankan, manufaktur, pariwisata/perhotelan, ritel, perikanan dan kelautan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.201 orang mengikuti uji kompetensi, sebanyak 5.635 orang dinyatakan kompeten dan 566 orang tidak kompeten.