Uskup Agung Jakarta: Tahun Politik Jangan Ngomong Soal Rebutan Kekuasaan
Soal tahun politik, Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, meyakini bahwa pemerintah sudah berupaya agar bangsa tidak terpecah belah
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam menyambut 2018 sebagai tahun politik, pembicaraan publik seharusnya tak melulu soal perebutan bangku kekuasaan.
Soal tahun politik, Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, meyakini bahwa pemerintah sudah berupaya agar bangsa tidak terpecah belah.
Namun, Suharyo mengeluhkan topik perebutan kekuasaan yang terus menjadi pembahasan utama terkait tahun politik kali ini.
Baca: Jennifer Dunn Menangis Cukup Lama
“Yang namanya tahun politik itu jangan hanya ngomong soal siapa yang jadi gubernur, siapa yang jadi wali kota, siapa yang jadi anggota DPR,” tutur Suharyo, dalam dialog kebangsaan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/2018).
Padahal, menurut Suharyo, untuk menjadi semakin beradab, Indonesia terlebih dahulu harus bisa menjalankan fungsi dasarnya sebagai sebuah negara.
“Bisnis (perekonomian) dan masyarakat juga harus, karena keberadaban itu ditopang oleh tiga hal tersebut, yaitu negara, bisnis, dan masyarakat,” jelas Suharyo.
“Tapi, yang diomongkan itu malah hanya soal rebutan kekuasaan terus. Sementara yang (mendasar) itu tidak disinggung,” ujarnya lagi.
Suharyo meminta agar tahun politik ini digunakan sebagai kesempatan untuk membicarakan secara lengkap segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi negara.
Terutama soal bagaimana perekonomian ditata dan bagaimana masyarakat dididik agar konsensus-konsensus sosial yang ada ditanggapi secara serius.
Keuskupan Agung Jakarta menggelar dialog kebangsaan bertajuk 'Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia' pada Sabtu ini dalam rangka Tahun Persatuan 2018 Keuskupan Agung Jakarta.
Turut hadir pula dalam acara dialog tersebut Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif sebagai pembicara.
Dalam acara tersebut, digelar juga diskusi antaragama yang melibatkan sejumlah pemuka agama besar di Indonesia.