'Sebelum Runtuh Saya Dengar Suara Ketawa dari Mahasiswa Itu'
Tak lama kemudian terdengar teriakan ketakutan dan kesakitan dari korban runtuhnya selasar lantai 1 Tower II Gedung BEI.
Editor: Dewi Agustina
Baca: Pelajar Ikut Pesta Seks Kaum Homo di Kawasan Cianjur: Saya Dipaksa, Saya Masih Normal
Saat itu Issa sedang berada di dalam ruangan di lantai satu.
Sebelum selesar runtuh, ia masih mendengar canda tawa para mahasiswa Universitas Bina Darma.
"Sebelum runtuh saya dengar suara ketawa dari mahasiswa itu. Tak lama terdengar teriakan dari orang-orang," ujar Issa.
Kemudian Issa bergesar keluar ruangan dan melihat korban yang bajunya robek dan beberapa orang mengalami patah kaki.
Issa membantu mencarikan taksi untuk mengangkut para korban.
"Saya bawa sekitar lima orang ke taksi dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Sedangkan korban yang mengalami patah kaki dan tangan nunggu tim evakuasi," ucap Issa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan korban sebanyak 72 orang, dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Rumah Sakit Siloam Semanggi, Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dan Rumah Sakit Jakarta.
"Di RSAL Mintoharjo 15 orang, RS Siloam 30 orang, RSPP 7 orang, dan RS Jakarta 20 orang," ujar Argo.
Baca: Pria Tiga Anak Berperilaku Seks Menyimpang Sejak SMA Setelah Jadi Korban Temannya
Bukan Akibat Bom
Direktur Utama BEI Tito Sulistio menambahkan musibah itu sama sekali tidak mengganggu proses perdagangan efek dan tidak pada indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Sistem di bursa tidak ternganggu sama sekali, hanya kecelakaan fisik. Ada musibah fisik, tidak ada hubungannya dengan sentimen perdagangan saham gabungan," katanya.
Pada saat proses evakuasi para korban dari lokasi kejadian ke rumah sakit, kawasan SCBD diguyur hujan deras.
Beberapa ambulans silih berganti datang untuk membawa korban ke sejumlah rumah sakit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.