Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenangan Fadli Zon Saat dapat Mesin Ketik dari Daoed Joesoef

Bagi Fadli, sosok Daoed Joesoef merupakan sosok seniman dan budayawan yang visioner.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kenangan Fadli Zon Saat dapat Mesin Ketik dari Daoed Joesoef
Tribunnews.com/Rina Ayu
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon hadir di rumah duka Daoed Joesoef, Jalan Bangka VII, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengenang sosok penulis buku dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Soeharto, Daoed Joesoef, saat melayat di rumah duka, Jalan Bangka VII, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018).

Fadli bercerita dirinya mengenal mantan dosen PTIK sejak 10 tahun lalu.

Bagi Fadli, sosok Daoed Joesoef merupakan sosok seniman dan budayawan yang visioner.

"Saya kenal pak Daoed Joesoef mungkin 10 tahun yang lalu ya, artinya secara pribadi dan saya melihat beliau manusia multi dimensi, seorang pemikir , seorang seniman, budayawan, visioner dan penulis yang aktif," kata Fadli.

Politisi Gerindra ini bercerita kedekatan pribadinya dengan Daoed Joesoef sangat hangat.

Baca: Sebelum Meninggal, Daoed Joesoef Ngotot Ingin Selesaikan Buku Biografi Anak Tiga Jaman

daoed
daoed (Tribunnews.com/Rina Ayu)

Kata Fadli, ia sering terlibat perbincangan tentang kehidupan keduanya dan perbincangan itu sempat ia rekam.

Berita Rekomendasi

"Saya juga sering dialog dengan pak Daoed Joesoef termasuk pengalaman beliau cerita hidupnya beliau panjang lebar gitu sempat saya rekam," ujar Fadli.

Selain itu, kedekatan keduanya juga terkenang dalam pemberian kenangan-kenangan berupa mesin ketik Daoed Joesoef kepada Fadli.

"Dapat kenang-kenangan mesin Tik beliau (Daoed Joesoef) yang selalu dipakai untuk mengetik, itu sudah 5-6 tahun yang lalu. Saya juga diberi kacamata karena saya koleksi kacamata, jadi itu di perpustakaan saya sekarang," terang Fadli.

Bagi Fadli, sosok Daoed Joesoef juga adalah sosok yang sangat memanfaatkan waktunya untuk berpikir, menulis dan berbagi pengalaman.

"Saya kira cukup banyak (pemikiran) ya, dalam bidang pendidikan, untuk memajukan karakter dan untuk di praktekkan, beliau membuat sekolah dan terutama membuat soal karakter. Beliau open minded, sangat terbuka, bisa diajak untk berdiskusi, berdebat dan sebagainya," ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1978-1983, meninggal dunia Selasa (23/1) pukul 23.55 Wib, di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan.

Sejumlah tokoh juga terlihat hadir di rumah duka, seperti wakil presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Desa Eko Putri Sandjojo, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, tokoh pendidikan Arief Rahman Hakim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas