Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Atasi Campak dan Gizi Buruk di Papua, Satgas Khusus Kesehatan TNI Akan Beroperasi 1 Tahun

‎TNI telah membentuk Satuan tugas (satgas) khusus kesehatan yang akan beroperasi selama satu tahun.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Atasi Campak dan Gizi Buruk di Papua, Satgas Khusus Kesehatan TNI Akan Beroperasi 1 Tahun
TRIBUN/HO/PUSPEN TNI
Tim Dokter dan Paramedis Satuan Tugas Kesehatan (Satgaskes) TNI Kejadian Luar Biasa (KLB) diberangkatkan dari Lanud Timika menuju Bandara Ewer, Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (27/1/2018). TNI memberangkatkan 56 personil medis untuk membantu penanganan campak dan gizi buruk yang menimpa warga suku Asmat di Papua. TRIBUNNEWS/HO/PUSPEN TNI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎TNI telah membentuk Satuan tugas (satgas) khusus kesehatan yang akan beroperasi selama satu tahun.

Satgas tersebut akan bekerja untuk menangani penyakit campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.

Baca: Menteri Kesehatan: Penanganan Gizi Buruk di Asmat Dilakukan Bertahap

Baca: Puan Maharani: Negara 80 Persen Telah Hadir di Asmat

Kapuspen TNI Mayjen Sabrar Fadhilah mengatakan, pada 25 Januari 2018, telah mengirim tim pertama dari Satgas Kesehatan dan kabar terakhir telah sampai di pos-pos yang telah ditentukan.

"Pada hari ini kami juga sudah kirim tim kedua ke sana (Kabupaten Asmat)," ucap Sabrar di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Berita Rekomendasi

Baca: Jokowi Tetap ke Afghanistan Meskipun Situasinya Tidak Kondusif

Baca: Miryam Sempat Mencari-cari Irman Jelang Anggota DPR Reses

Menurutnya, Satgas Kesehatan akan memanfaatkan semua fasilitas yang ada di lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk‎.

Sehingga nantinya akan ada dokter terbang, dokter perahu, dan lain-lainnya.

Baca: Lolos Verifikasi di Tingkat Pusat, PKS Tancap Gas Persiapan Pemilu


Baca: ‎Pemilihan Penjabat Gubernur dari TNI atau Polri Pernah Dilakukan Ketika Zaman SBY

"Ke depan tidak menutup kemungkinan kami akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait lainnya, dari kami sendiri mengirimkan 260 orang," ujar Sabrar.

Dirinya menjelaskan, sebelum mengirim satgas khusus, TNI juga telah menerjunkan tim yang terdiri dari 55 orang di awal-awal terdeteksinya KLB tersebut, dengan menerapkan tiga strategi untuk meminimalisir penyakit.

"Ketiga strategi itu antara lain segera merawat orang-orang yang terjangkit penyakit, kemudian jika tidak bisa dirawat di tempat maka segera dikirim ke rumah sakit, serta memberikan imunisasi," kata Sabrar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas