Menteri Kesehatan: Penanganan Gizi Buruk di Asmat Dilakukan Bertahap
"Busung lapar ini isinya tentu cacing, cacing pita pun ada, anak kurang gizi kalau diberi makan cacingnya yang makan,"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila Moeloek memastikan penanganan kasus campak dan gizi buruk di Papua berjalan sesuai kebutuhan dam bersifat kolaboratif bersama instansi terkait.
"Kami kerjasama dengan TNI, Polisi, Kemensos secara terpadu, kami membuat program 10 hari pertama, dimana 10 hari dilakukan beberapa kegiatan sampai tiga kali, sampai satu bulan," ujar Nila dalam acara FMB9, Jakarta, Senin (29/1/2018).
Baca: Jokowi Tetap ke Afghanistan Meskipun Situasinya Tidak Kondusif
Baca: Puan Maharani: Negara 80 Persen Telah Hadir di Asmat
Menurutnya, tim kesehatan terpadu sudah memeriksa 12.398 anak sejak September 2017 hingga 25 Januari 2018 yang mendapat pelayanan kesehatan secara optimal.
"Terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk, selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta 4 anak terkena campak dan gizi buruk, mereka ditangani di RSUD Agats," ucapnya.
Dalam penanganan gizi buruk, kata Nila, tim kesehatan harus melakukan beberapa tahapan.
Tidak serta merta langsung diberikan makanan dengan jumlah banyak, tetapi harus menangani cacing yang ada diperut anak penderita terlebih dahulu.
Baca: Cak Imin Mengaku Terkejut Namanya Didorong Jadi Calon Wakil Presiden Dampingi Jokowi
Baca: Cak Imin Minta Tjahjo Kumolo Timbang Ulang Usulan Pejabat Gubernur Dari Polri
"Busung lapar ini isinya tentu cacing, cacing pita pun ada, anak kurang gizi kalau diberi makan cacingnya yang makan,jadi tangani secara bertahap, kita kasih obat cacingnya dulu," katanya.
Nila menjelaskan, Kemenkes telah mengirimkan 39 tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 orang dokter spesialis, 4 orang dokter umum, 3 perawat, 2 penata anestesi dan 19 tenaga kesehatan yang terdiri dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveilens.
"Hingga saat ini sudah ada 1,2 ton obat yang didistribusikan untuk pengendalian KLB gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Kemenkes sendiri telah mengirimkan 142,2 kilo gram obat," katanya.
Data Posko induk Penanggulangan KLB Asmat di Agats, tecatat 70 orang meninggal dengan rincian, 37 anak meninggal di Distrik Pulau Tiga, 15 anak di Distrik Fayit, 8 anak Distrik Aswi, 4 anak Distrik Akat, dan 6 lainnya meninggal di RSUD Agats.