Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Din Syamsuddin, Kapolri Klarifikasi Pernyataan yang Menyinggung Umat Islam

Tujuan kedatangan mantan Kapolda Metro Jaya tersebut untuk bertemu dengan pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kata Din Syamsuddin, Kapolri Klarifikasi Pernyataan yang Menyinggung Umat Islam
Tribunnews.com/Glery Lazuardi
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin, memimpin konferensi pers di kantor MUI, Jakarta, Rabu (31/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, pada Rabu (31/1/2018) sore.

Tujuan kedatangan mantan Kapolda Metro Jaya tersebut untuk bertemu dengan pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.

"Kapolri Jenderal Tito sedang bertemu ormas dan pimpinan ormas di PBNU," tutur Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin, dalam sesi jumpa pers di MUI, Rabu (31/1/2018).

Din Syamsuddin mengaku sudah berkomunikasi dengan Tito.

Baca: Ketua MUI Sebut Video Pernyataan Kapolri yang Kontroversial Itu Sebenarnya Video Lama

Dalam percakapan via telepon itu, Tito menyampaikan penyesalan telah mengucapkan pernyataan yang menyinggung umat Islam.

"Secara pribadi sudah menelepon. Beliau klarifikasi dan menyesalkan," kata dia.

BERITA REKOMENDASI

Berdasarkan pemantauan, pertemuan dilangsungkan di lantai 3 Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Tito sudah berada di kantor itu sejak pukul 16.00 WIB.

Dia mendapatkan pengawalan ketat dari sejumlah aparat kepolisian.

Selain berada di kantor, aparat kepolisian juga berjaga di sekitar jalan.

Sebelumnya, Tito Karnavian dalam acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Ulama PBNU dengan Jajaran Polri di Pondok Pesantren milik Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, An Nawawi Tanara di Serang, Banten, Februari 2017.

Saat itu Tito menyerukan agar jajarannya bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah.

"Semua kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres untuk wajib membuat kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten/kota. Para kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain tuh nomor sekian, mereka bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya,” tutur Tito dalam video tersebut

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas