Memutus Mata Rantai Kejahatan dan Kekerasan Terhadap Anak Lewat PAUD
"Pendidikan melalui PAUD harus diutamakan agar kasus-kasus kejahatan bisa dideteksi secara dini supaya bisa diantisipasi untuk penanganannya"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tindak kekerasan seperti yang dilakukan oleh keluarga rdekat, ancaman tindak pedofilia dan pelecehan seksual rentan terjadi pada anak anak Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Upaya memutus mata rantai tindak kekerasan terhadap anak akan efektif jika melibatkan banyak pihak dan dilakukan bersama-sama. Misalnya melalui pendidikan anak usia dini (PAUD).
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di acara sela seminar Parenting dan Pendampingan PAUD di RPTRA Intiland Teduh, Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018) mengatakan, padatnya kawasan pemukiman tidak bisa disalahkan sebagai biang penyebab munculnya tindak kekerasan terhadap anak seperti selama ini kerap dijumpai di kota besar seperti Jakarta.
"Tetapi harus diakui, di sana dimungkinkan dan ada kecenderungan munculnya praktik-praktik kekerasan, eksploitasi dan kejahatan terhadap anak. Untuk memutus mata rantai, pendekatan harus dilakukan. Menjaga keamanan anak-anak. Bisa juga melalui pendekatan pendidikan, seperti PAUD," kata dia.
"Pendidikan melalui PAUD harus diutamakan agar kasus-kasus kejahatan bisa dideteksi secara dini supaya bisa diantisipasi untuk penanganannya, dan disosialisasikan bahaya yang bisa terjadi,” ungkapnya.
Aris mendukung langkah perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial melindungi dan membina anak-anak supaya anak-anak bisa terselamatkan dari bahaya LGBT, kejahatan seksual, bahkan kejahatan seksual online seperti program-program Pacific Place yang kembali terpilih sebagai Perusahaan Layak Anak oleh Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI).
“Supaya tidak terjadi itu, tentu semua pihak harus terus lakukan sosialisasi dan sebaiknya sejak dini melalui PAUD sudah harus dilakukan,” jelas Arist.
Pacific Place Jakarta selama ini memberikan pendampingan kepada sejumlah PAUD di DKI Jakarta sebagai bentuk dukungan kepada program Kota Layak Anak yang digagas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Program pembinaan sekaligus pendampingan untuk PAUD di wilayah Jakarta tersebut berada di bawah payung program Pacific Place Care dan digelar secara berkelanjutan sejak beberapa tahun lalu.
Ishak A. Muin, VP Operation Support Services PT Pacific Place mengatakan, program pembinaan serta pendampingan PAUD, lantaran PP merupakan pusat belanja yang kerapkali dikunjungi oleh keluarga, termasuk anak-anak.
“Untuk itu, kami memiliki komitmen untuk menjadikan Pacific Place sebagai perusahaan yang ramah anak, melalui berbagai fasiltias, layanan, prosedur kerja, hingga program-program Corporate Social Responsibility,” katanya .
Dia menegaskan, saat ini masyarakat dihadapkan pada isu keamanan anak. Tantangan ke depan semakin berat untuk anak-anak kita. Bagi perusahaan, dukungan yang diberikan harus bersifat sustainabel, agar berdampak jangka panjang.
Diterangkan Ishak, Program Pembinaan dan Pendampingan PAUD Pacific Place mencakup empat hal. Yakni, memberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mengajar, pengembangan kurikulum mengajar, peningkatan sarana dan prasarana lewat bantuan sejumlah fasilitas, hingga menelurkan para pelatih atau agent of change yang kemudian akan melatih lingkungan di sekitarnya.
Baca: Datsun Cross Mulai Diproduksi Hari Ini di Pabrik Nissan di Purwakarta
Baca: Izin Impor Garam Industri Sebanyak 2,3 Juta Ton Akhirnya Terbit
“Saat ini, kami sudah punya 10 trainer yang sudah kami cetak lewat program pelatihan. Kesepuluh trainer itu tentu akan menularkan dan melatih teman-teman di lingkungannya masing-masing,” ia bercerita.
Melalui program pembinaan dan pendampingan PAUD itu, pihaknya berharap kualitas PAUD akan dapat ditingkatkan.
Untuk membekali para pendidik PAUD, Pacific Place menggelar Seminar Parenting dengan menghadirkan pembicara pakar, Arist Merdeka Sirait selaku Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak).
Ratusan kader pengajar PAUD beserta kader PKK mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara mendeteksi secara cepat dan sejak dini tentang kekerasan yang mengancam anak, terutama anak-anak yang tinggal di daerah padat penduduk, yang notabene sangat rentan dengan kekerasan.