KPK Surati Ditjen PAS Merespon Usulan Asimilasi Pembebasan Bersyarat Nazaruddin
KPK telah melayangkan surat kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang menjelaskan tentang status hukum terpidana Muhammad Nazaruddin.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melayangkan surat kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) yang menjelaskan tentang status hukum terpidana Muhammad Nazaruddin.
Hal ini dilakukan KPK sebagai respon usulan asimilasi pembebasan bersyarat kepada Nazaruddin dari Lapas Sukamiskin.
"Surat itu memang dikirimkan KPK sebagai respons dari surat Ditjen Pas. Di dalam surat dijelaskan informasi normatif tentang proses hukum terhadap Nazaruddin," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah melalui pesan singkat, Jumat (2/2/2018).
Febri mengungkapkan bahwa proses asimilasi untuk setiap narapidana termasuk Nazaruddin merupakan kewenangan dari Kemenkumham melalui Ditjen PAS.
Baca: KPK Pinjam Mesin Penghitung Uang Pasca Ditemukannya Brankas di Vila Milik Keluarga Zumi Zola
"Proses asimilasi tentu menjadi kewenangan Kemenkumham khususnya Lapas. Bahwa nanti ada koordinasi dengan KPK sesuai syarat di PP 99/2012, tentu setelah kami terima suratnya akan dipelajari lebih lanjut," jelas Febri.
Asimilasi diberikan oleh menteri setelah mendapat pertimbangan dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
Namun, Direktur Jenderal Pemasyarakatan dalam memberikan pertimbangan wajib meminta rekomendasi dari instansi terkait seperti KPK.
Nazaruddin sebelumnya divonis untuk dua kasus berbeda.
Pada 20 April 2012, Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan pidana 4 tahun 10 bulan dan denda Rp 200 juta kepada Nazaruddin.
Di persidangan, Nazaruddin terbukti menerima suap sebesar Rp 4,6 miliar berupa lima lembar cek yang diserahkan Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (DGI) Mohammad El Idris kepada dua pejabat bagian keuangan Grup Permai, Yulianis dan Oktarina Fury.
Baca: Teman Dekat Veronica Tan Dikenal sebagai Sosok Pemarah
Mahkamah Agung kemudian memperberat hukuman Nazaruddin, dari 4 tahun 10 bulan menjadi 7 tahun penjara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.