Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Korupsi Kepala Daerah, Sekjen PAN Nilai Karena Biaya Politik Tinggi

Menurutnya, untuk menjadi seorang bupati atau walikota saja membutuhkan biaya yang tidak kecil

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Kasus Korupsi Kepala Daerah, Sekjen PAN Nilai Karena Biaya Politik Tinggi
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan banyaknya kepala daerah yang terseret perkara korupsi salah satunya disebabkan oleh biaya politik yang tinggi.

"Pertama ini adalah akibat politik biaya tinggi di Indonesia. Pak zulkifli menyatakan bahwa biaya politik Indonesia sangat tinggi," ujar Eddy di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2018).

Menurutnya, untuk menjadi seorang bupati atau walikota saja membutuhkan biaya yang tidak kecil.

Baca: Mengintip Buku Hitam Setya Novanto di Sidang Korupsi e-KTP, Ada Tulisan JC!

Biaya tersebut digunakan untuk memobilisasi massa saat kampanye, dan juga memberikan pelatihan pada saksi.

"Bayangkan saja bagi seorang calon walikota saja dia harus kumpulkan masa, kumpulkan masa itu kan butuh tempat, butuh atribut, disiapkan snack makan atau Nasi bungkus. Selain itu yang dateng harus dikasih transport. Dan itu bukan satu kali tapi berkali-kali. Itu kabupaten gimana provinsi yang cakupannya luas," katanya.

Oleh karena itu menurut Eddy, PAN sangat menaruh perhatian untuk menciptakan bagaimana agar biaya politik tidak tinggi. Pasalnya biaya politik seperti sekarang ini memiliki dampak yang panjang.

Berita Rekomendasi

Baca: KDRT, Seorang Kepala Daerah di Blitar Dilaporkan Istrinya ke Polisi

‎"Jadi harus ada yang kita tata untuk cegah jangan sampai biaya politik ini jadi akses yang lebih berlanjut. Ini mengenai biaya politk tinggi," pungkasnya.

Baru-baru ini kader PAN nasional yang menjabat gubernur Jambi, Zumi Zola ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) . Zumi diduga terlibat perkara suap dalam pengesahan RAPBD 2018.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas