Di Hadapan Santri, Bamsoet Mengaku Senang Jika Dekat dengan Rakyat
Menurut Bamsoet, kedekatan antara pemimpin dengan rakyat adalah sebuah keniscayaan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengharapkan masyarakat tak segan-segan mengundangnya untuk acara-acara keagamaan ataupun kegiatan
saat berpidato pada acara Maulid Nabi di Pesantren Jagat Arasy, BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (10/2/2018), politikus Golkar yang akrab disapa dengan panggilan Bamsoet itu merasa senang jika bisa dekat dan berada di tengah-tengah rakyat.
Menurut Bamsoet, kedekatan antara pemimpin dengan rakyat adalah sebuah keniscayaan.
Sebab, pemimpin lahir dari rahimnya rakyat, berjuang bersama rakyat, serta bertujuan demi kemajuan dan kemakmuran rakyat.
“Prinsip ini saya pegang teguh ketika saya mendapat amanat sebagai ketua DPR. Karena bagi saya, jabatan adalah sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, tidak saja kepada rakyat, tetapi juga kepada sang pencipta, Allah SWT kelak di kemudian hari,” ujar Bamsoet berdasarkan keterangan yang diterima, Minggu (11/2/2018).
Di hadapan Mursyid Tareqat Qadiriyah Naqsabandiyah Syekh Abah Gaos dari Suryalaya dan ratusan santri, Bamsoet juga Bamsoet memberi contoh tentang kepemimpinan Rasulullah SAW.
Yakni tentang kualifikasi kepemimpinan yang memenuhi unsur sidik (jujur), amanah (dapat dipercaya). tablig (punya kemampuan berkomunikasi) dan fatanah (cerdas dan pintar).
“Salah satu keteladanan yang harus kita contoh dari kepemimpinan Nabi Muhammad SAW bahwa untuk menjadi pemimpin diperlukan kualifikasi tertentu,” tegasnya.
Sayangnya, kata Bamsoet, umat Islam terkadang kurang peduli pada kualifikasi itu.
Akibatnya, umat Islam selalu ketinggalan dibanding dengan umat agama yang lain.
“Seorang ulama bernama Syekh Amir Syakib Arsalan mengatakan, mengapa orang Eropa dan Amerika bisa maju, karena mereka meninggalkan agamanya. Sebaliknya, mengapa umat Islam mundur, karena umat Islam meninggalkan ajaran agamanya,” tuturnya.