Penyerangan Rumah Ibadah Serta Kekerasan Terhadap Pemuka Agama Sudah di Luar Kewajaran
Kordinator Bidang DPP Golkar Melchias Marcus Mekeng mengatakan kekerasan terhadap sejumlah pemuka agama yang terjadi belakangan ini sudah di luar kew
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kordinator Bidang DPP Golkar Melchias Marcus Mekeng mengatakan kekerasan terhadap sejumlah pemuka agama yang terjadi belakangan ini sudah di luar kewajaran.
Penyerangan terjadi dalam waktu yang berdekatan dan telah mencederai empat pilar kebangsaan yakni, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI.
Baca: Diduga Korban Pemerkosaan, Remaja Berkebutuhan Khusus di Bubulak Bogor Hamil
"Partai Golkar melihat apa yang terjadi belakangan ini, penyerangan terhadap ulama-ulama, penyerangan terhadap Pastor di gereja, itu sudah di luar daripada kewajaran dan kepantasan di dalam sebuah negara Republik Indonesia," ujar Mekeng di Kompleks Parlemenen, Senayan, Jakarta, Senin, (12/2/2018),
Mekeng meminta masyarakat tidak terpancing terhadap segala upaya yang bertujuan memecah belah bangsa.
Baca: Pengakuan Sang Ibu Soal Sosok Sopir Bus yang Mengalami Kecelakaan Maut di Tanjakan Emen
Apalagi kini sudah masuk tahun politik yakni agenda Pilkada serentak 2018 serta Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019.
"Pilkada di depan kita, terus setelah itu akan ada Pileg dan Pilpres dan kita tidak mau ada oknum-oknum yang mau memanfaatkan, memecah belah masyarakat di dalam negara kesatuan ini," katanya.
Mekeng meminta aparat penegak hukum menindak tegas dan tidak memandang latar belakang pelaku kekerasan tersebut.
Baca: Istri Sopir Bus Maut Tanjakan Emen Tak Percaya Suaminya Jadi Tersangka: Semoga Cuma Kesalahan Mesin
Sehingga, masyarakat merasa tentram dalam melaksanakan kegiatan keagamaan.
"Kita tidak menuduh pihak manapun. kita meminta kepada pihak penegak hukum harus mengambil langkah yang tegas sesuai aturan yang ada, tidak pandang bulu dan diselesaikan masalahnya, karena supaya masyarakat merasa mereka hidup di suatu negara yang dilindungi dan negara yang aman," katanya.
Dalam satu bulan ini terjadi penyerangan terhadap pemuka agama.
Pengurus Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, KH Umar Basri alias Ceng Emon diserang pada Sabtu 27 Januari 2018.
Beberapa hari kemudian Koman Brigadir persatuan Islam (Persis) HR Prawoto mengalami kejadian serupa di Blok Kasir RT 1/RW 5, Cigondewah, Kota Bandung.
Setelah itu pada Ahad kemarin giliran Pastor dan sejumlah jemaah Gereja St Lidwina di Sleman Yogyakarta diserang pria bersenjata tajam.