Wali Kota Kendari Terjaring OTT KPK: Berlindung Di Balik Badan Sang Ayah Hingga Modal Pilkada
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di wilayah Sulawesi Tenggara, Rabu (28/2/2018).
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di wilayah Sulawesi Tenggara, Rabu (28/2/2018).
Dari hasil OTT tersebut, KPK menetapkan Walikota Kendari, Adriatma Dwi Putra (ADP) dan ayahnya, Asrun (ASR) sebagai tersangka kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Kota Kendari.
Baca: Terjaring OTT, Ini Jumlah Harta Kekayaan Walikota Kendari
Bukan hanya Adriatma dan Asrun, KPK juga menetapkan Direktur Utama PT Sarana Bangun Nusantara, Hasmun Hamzah (HAS) dan mantan Kepala BPKAD Kendari, Fatmawati Faqih (FF) sebagai tersangka.
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun Tribunnews.com, terkait OTT KPK di Sulawesi Tenggara.
1. Berlindung di balik badan sang ayah
Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra alias ADP (28) mengenakan masker berjalan tepat di belakang ayahnya, Asrun (56), saat digiring petugas dan disorot kamera awak media setiba di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (1/3/2018) dini hari.
Ayah dan anak itu diterbangkan ke Jakarta setelah terciduk dalam operasi tangkap tangan (OTT) tim KPK di Jalan Syekh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Rabu pagi.
Baca: Walkot Kendari dan Cagub Sultra Diperiksa di Gedung KPK
Asrun merupakan Wali Kota Kendari dua periode terakhir dan Calon Gubernur Sultra pada Pilkada Serentak 2018.
Asrun dan anaknya, ADP, yang dibawa dengan satu mobil petugas tiba di kantor KPK pada pukul 00.05 WIB.
Asrun yang mengenakan kemeja putih berbalut jaket kulit hitam dan tersemat peci hitam di kepala, tampak berdiri sejenak dan celingak-celinguk begitu diturunkan dari mobil petugas.
Baca: Model Hot Ini Bahagia KPK Tangkap WaliKota Kendari dan Ayahnya
Seorang petugas memintanya untuk membuka masker yang dikenakannya saat digiring ke dalam kantor KPK.
Belasan awak media dengan kamera foto dan video langsung menyorot kedatangan terduga pelaku korupsi tersebut.