Pengamat: PSI Dibenci untuk Mencinta
Banyak kalangan muda yang begitu mengapresiasi Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan pimpinan PSI, pada Kamis 1 Maret lalu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke Istana Preaiden mendapati respon beragam.
Banyak kalangan muda yang begitu mengapresiasi Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan pimpinan PSI, pada Kamis 1 Maret lalu.
Banyak kalangan mempersoalkan pertemuan itu.
Bahkan beberapa pengamat menganggap pertemuan itu blunder.
Abi Rekso selaku Sekjen Pergerakan Indonesia, mengutarakan bahwa pengamat yang mengatakan blunder terhadap Presiden, itu sumir sekaligus nyiyir karena sentimen negatif kepada Jokowi.
"PSI kan partai yang akan bertanding dalan pemilu nanti. Jadi, blundernya dimana? Itu sama nilainya seperti Pak Jokowi mengajak Cak Imin sebagai Ketum PKB dalam peresmian beberapa proyek berapa waktu lalu. Jadi, gak perlu gusar," jelas Abi, dalam diskusi di bilangan Kebayoran Baru Jakarta, Minggu (4/3/2018).
Baca: Politisi Gerindra Nilai Pertemuan Jokowi dengan Pengurus PSI di Istana Tak Perlu Jadi Polemik
Lebih jauh Abi Rekso melihat, orang-orang yang nyiyir atas pertemuan itu adalah haters Pak Jokowi. Mereka hanya mempertebal kebencian para Jokowi haters. Mereka berupaya mempengaruhi 'swing voters' pemilih pemula, tapi rasanya semakin berat jika berkampanye dengan premis-premis kebencian.
"Saya perhatikan buzzer di Twitter, mereka yang nyiyir sebagian berafiliasi dengan partai oposisi, dan yang sok netral. Ya kita ngertilah, mereka mau merayu Gen-Milenial. Tapi, diwaktu yang sama ada kekalutan tidak dipilih pemilih pemula," tambah Abi.
Secara singkat dirinya berkesimpulan sebagai partai baru dengan platform anak muda pasti akan berat ujianya.
"Anggap saja, mereka yang nyiyir salah satu cara benci untuk mencinta. Biarkan kebencian itu tumbuh menjadi cinta pada masanya," tutup Abi Rekso.